"Sampai saat ini aplikasi pupuk batu bara pada berbagai tanaman terus dicoba di Negeri Paman Sam dengan hasil yang sangat positif," jelas Direktur Utama PT Bursatani Global Niaga dan Komisaris PT Putra Global Harvest R. Umar Hasan Saputra, dalam keterangan resminya, Rabu, 9 Februari 2022.
Dia menjelaskan, khusus untuk kepentingan pengembangan Iptek, riset ilmiah secara mendalam pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University. Dengan ekspor ini, pupuk batu bara telah masuk ke pasar industri pertanian Amerika Serikat. Berbeda dengan di Indonesia yang memiliki merek dagang Futura, merek dagang pupuk ini di Amerika Serikat adalah Glogens Carbontilizer.
"Jika hasil produksi pertaniannya sama dengan pupuk yang biasa, kami akan tetap menggunakan pupuk batu bara karena kesuburan lahan kebun telah menjadi lebih baik. Dengan demikian kami sudah berbuat sesuatu untuk memperbaiki bumi ini," ungkap seorang pemilik kebun sawit, anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Ade R Dermawan.
Hasil uji coba penggunaan pupuk batubara yang telah dilakukan Ade cukup mengejutkan. Ternyata terjadi rata-rata kenaikan produksi tandan buah sawit (TBS) sebesar 27 persen. Menurut R. Umar Hasan Saputra atau yang biasa disapa Saputra, kenaikan produksi dan peningkatan kualitas adalah kelebihan dari pupuk batu bara.
"Kenaikan produksi atau peningkatan kualitas hasil panen adalah bonus. Ini pasti akan terjadi di semua komoditi, karena yang kita lakukan adalah menyediakan unsur hara yang sangat lengkap untuk tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah," jelasnya.
Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) sekaligus mitra pembangunan pabrik pupuk batu bara yang pertama, H Ayep Zaki, mengatakan, ekspor pupuk batu bara ke Amerika ini merupakan tonggak sejarah, karena merupakan hasil karya anak bangsa telah diakui dunia, serta digunakan di salah satu negara yang menjadi pusat pertanian dunia.
Perkembangan pupuk batu bara di Indonesia
Selain di Sukabumi, pabrik lain yang saat ini telah berdiri berlokasi di Klaten dan bermitra dengan PT Casagro Futura Pratama. Presiden Direktur dan Pendiri Casagro Group Vito Tjahyadi menyatakan, kemitraan perusahaannya dalam membangun pabrik pupuk batu bara Futura karena hasilnya sangat memuaskan."Sebelum memutuskan untuk bermitra, kami telah menilai hasil riset mereka pada tanaman padi dan palawija dengan menggunakan pupuk batu bara hasilnya sangat memuaskan," tambahnya.
Ketersediaan bahan baku pupuk konvensional di dunia berkurang dan akan habis, menjadikan pupuk jenis ini mulai langka dan mahal. Berbagai negara sudah menyadari kekurangan pasokan pupuk secara global akan menyebabkan terganggunya pasokan pangan dunia. Di sini lah pupuk batu bara akan menjadi solusi bagi semuanya.
Menurut Saputra, untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat dunia tidak punya pilihan lain. Mereka harus menggunakan pupuk batu bara. "Deposit batu bara yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk sangat besar dan tersebar di banyak negara. Hal ini karena hampir semua jenis batu bara dapat digunakan, tanpa melihat nilai kalori," tuturnya.
Amerika Serikat hanyalah salah satu negara yang mulai menggunakan pupuk batu bara. Bahkan akan membangun pabrik pertamanya di Nevada pada akhir tahun ini. R Umar Hasan Saputra pun telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pupuk ini di seluruh dunia.
Dari hasil kerja sama ini, di samping di AS, pada tahun ini pun rencananya akan dibangun pabrik di berbagai negara, seperti Vietnam, Australia, Turki, Kuwait, dan Malawi di Afrika.
"Sesungguhnya tanah atau bumi saat ini telah 'mati' karena terus menerus kehilangan unsur hara dalam jumlah besar. Oleh karena itu misi yang diusung oleh pupuk batu bara Futura adalah menghidupkan kembali bumi dari matinya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News