Ilustrasi pekerja di industri manufaktur - - Foto: dok MI
Ilustrasi pekerja di industri manufaktur - - Foto: dok MI

PMI Manufaktur Turun, Indonesia Masih Lebih Tinggi dari Tiongkok

Husen Miftahudin • 03 Januari 2022 16:04
Jakarta: IHS Markit mencatat Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2021 berada di posisi 53,3. Angka ini turun dalam dua bulan berturut-turut, masing-masing di posisi 57,2 dan 53,9.
 
Meskipun demikian, angka tersebut masih mencerminkan bahwa aktivitas sektor industri manufaktur di Tanah Air masih cukup menggeliat. Sebab indeks 53,3 merupakan level dengan aktivitas di atas ekspansif (50).

 
"Keseluruhan sentimen bertahan sangat positif, dengan tingkat kepercayaan diri bisnis di atas rata-rata jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia masih optimistis terhadap pertumbuhan produksi berkelanjutan selama periode 2022," ucap Economics Associate Director IHS Markit Jingyi Pan dalam siaran pers, Senin, 3 Januari 2021.

Meskipun mengalami penurunan, PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2021 melampaui PMI Manufaktur negara-negara ASEAN lainnya.

Berikut PMI manufaktur beberapa negara ASEAN:

  1. Thailand (50,6).
  2. Filipina (51,8).
  3. Vietnam (52,2).
  4. Malaysia (52,8).
  5. Korea Selatan (51,9).
  6. Rusia (51,6).
  7. Tiongkok (49,9).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa geliat aktivitas sektor industri manufaktur di tanah air hingga tutup 2021 sejalan dengan meningkatnya produksi dan permintaan pasar ekspor.
 
"Kami mengapresiasi kepercayaan para pelaku industri manufaktur yang masih tinggi. Bahkan, mereka tetap optimistis pada tahun ini seiring dengan tekad pemerintah dalam menjalankan berbagai kebijakan strategis untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif," ujarnya.
 
Meski demikian, Kemenperin tetap fokus memacu hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Upaya ini dinilai telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Di antaranya pembukaan lapangan kerja dan penerimaan devisa dari ekspor, yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.
 
"Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, ekonomi nasional mulai pulih dan kuat kembali. Hal ini ditandai dengan neraca dagang kita yang surplus USD34,4 miliar, dan kondisi surplus tersebut dapat dipertahankan selama 19 bulan. Ekspor kita juga naik secara year on year (yoy) hingga 49,7 persen," ungkap dia.

 

Kontribusi industri manufaktur RI

Selama ini sektor industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Pada Januari-November 2021, nilai ekspor dari industri manufaktur mencapai USD160 miliar atau berkontribusi sebesar 76,51 persen dari total ekspor nasional.
 
Angka ini telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang 2020 sebesar Rp131 miliar, dan bahkan lebih tinggi dari capaian ekspor 2019. Jika dibandingkan dengan Januari-November 2020, kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-November 2021 meningkat sebesar 35,36 persen. Kinerja ekspor sektor manufaktur ini sekaligus mempertahankan surplus neraca perdagangan yang dicetak sejak Mei 2020.
 
"Kenapa ekspor kita bisa naik setinggi itu? Salah satunya karena kita berani untuk menghentikan ekspor raw material, seperti bahan mentah dari minerba (mineral dan batu bara), yaitu nikel. Dari awalnya, ekspor sekitar USD1 miliar sampai USD2 miliar, kini sudah hampir mencapai USD21 miliar. Oleh sebab itu, Bapak Presiden telah memberikan arahan untuk melanjutkan setop ekspor bauksit, tembaga, timah, dan lainnya, karena hilirisasi menjadi kunci dalam kenaikan ekspor kita," tegas Agus.
 
Sementara itu, impor untuk bahan baku dan bahan penolong juga naik sebesar 52,6 persen. Bahan baku dan bahan penolong ini sebagai kebutuhan untuk diolah oleh industri di dalam negeri sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
 
Indikator pulihnya perekonomian nasional, juga ditunjukkan dari peringkat daya saing Indonesia yang terus meningkat, baik itu dari aspek bisnis maupun digital. "Dalam posisi yang sangat berat pada tahun 2021 karena dampak pandemi, kita masih mampu naik ranking. Di aspek bisnis dan digital, naik tiga peringkat semuanya," urainya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan