"Ada beberapa perjanjian yang kita saksikan hari ini lanjut ke tahap selanjutnya, ada juga yang di pipeline, ada yang masih dalam studi, evaluasi. Tapi kita sudah maju ke tahapan substansial dari sebelumnya. Dan kami harap ada perkembangan," kata Luhut seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 6 Maret 2021.
Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Hasto Wibowo, menyebut kerja sama ini sangat strategis. Sebab, kebutuhan liquid petroleum gas (LPG) nasional tahun 2022 diperkirakan mencapai 8,30 juta ton.
Baca: RI Jajaki 7 Kerja Sama dengan UEA
Kebutuhan itu, kata dia, meningkat menjadi 9,12 juta ton pada 2023. Kemudian, meningkat 10,01 juta ton pada 2024.
"Saat ini balance kebutuhan impor LPG nasional mencapai 6 juta ton per tahun, harapannya dengan kerja sama ini Pertamina dapat memperluas sumber pasokan dan menjaga kestabilan pasokan," ujar Hasto.
Menurut dia, kerja sama ini merupakan strategi pengadaan bundling produk LPG dan petrokimia yang dibeli langsung dari produsen. Diharapkan, kerja sama ini dapat menciptakan peluang kolaborasi jangka panjang.
Senior President International Relations ADNOC, Salem Raheb Al Meheiri menyambut baik kerja sama dengan Pertmaina. ADNOC bakal menjamin pasokan terbaik untuk Indonesia.
Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, menyambut positif hal tersebut. Dia berharap realisasi pasokan LPG dan sulphur dapat membuka peluang kerja sama lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
