Bantuan diserahkan langsung oleh Sudin, didampingi Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, kepada perwakilan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) terpilih, di Aula sebuku, rumah dinas bupati setempat.
Gapoktan tersebut ialah Gapoktan Kecamatan Natar, Gapoktan Kecamatan Kalianda, Gapoktan Kecamatan Sidomulyo, Gapoktan Kecamatan Way Panji, Gapoktan Kecamatan Penengahan, dan Gapoktan Kecamatan Sragi.
Bantuan alsintan yang diberikan Kementan berupa lima unit traktor roda empat, tiga unit traktor roda dua, dua unit combine harvester, satu unit power thresher mobile, tiga unit cultivator, dan tujuh unit pompa air (alkon).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemberian alsintan ini diberikan berdasarkan dua kategori. Kategori pertama adalah masyarakat yang merupakan Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA), Koporasi Petani dan Kelomppok Usaha Bersama (KUB), serta masyarakat tani.
"Kategori kedua adalah Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota dan Korem/Kodim. Untuk itu, sebelum mengajukan bantuan alsintan, kami akan pastikan petani sudah termasuk ke dalam dua kategori tersebut," ujar Syahrul, dikutip keterangan tertulis, Senin, 1 Februari 2021.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan, sehingga peralatan mesin pertanian yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, juga untuk memastikan alsintan yang diberikan benar-benar dimanfaatkan.
"Karena bantuan alsintan umumnya hanya akan diberikan kepada petani yang berkontribusi aktif terhadap peningkatan hasil pertanian untuk bangsa Indonesia," ujar Syahrul.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberikan penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan. Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi, dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah.
"Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil. UPJA terbukti bisa memberikan nilai tambah kepada poktan atau gapoktan," kata Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, bantuan alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, petani yang menggunakan alsintan usaha taninya lebih efektif dan efisien.
"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu lima hingga enam hari per hektare (ha). Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu tiga jam per ha. Sehingga, penggunaan alsintan 40 persen lebih efisien," katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Nanang Ermanto memberikan apresiasi atas bantuan alsintan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat. Dengan diberikannya bantuan itu, diharapkan dapat lebih memudahkan Gapoktan dalam mengelola pertanian serta dalam menanggulangi ketahanan pangan di Lampung Selatan.
“Saya atas nama pemerintah daerah dan mewakili masyarakat Lampung Selatan, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dengan bantuan ini, insyaAllah untuk menanggulangi ketahanan pangan Lampung Selatan bisa teratasi,” ujar Nanang.
Nanang juga berharap dengan diberikannya bantuan ini, Gapoktan dapat lebih tangguh serta mandiri dalam memajukan pertanian di Lampung Selatan.
“Saya harap Gapoktan mempunyai suatu kemandirian, setelah pemerintah melalui pak Sudin memberikan bantuan kepada gapoktan, kelompok tani saya harap mempunyai konsep yang jelas, kemandirian,” harapnya.
Sementara, Sudin mengatakan, pemberian bantuan alsintan itu, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Lampung Selatan. Maka dari itu, dia meminta agar alat tersebut dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik, sehingga kedepannya dapat membuahkan hasil pertanian yang maksimal.
“Alat ini dibagi dengan cuma-cuma. Tapi tolong dijaga dengan baik. Kalau zaman dahulu pakai manual mungkin butuh tenaga kerja bisa seminggu. Tapi kalau menggunakan combine harvester, satu ha, dua jam selesai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News