Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti

Inaplas: Tempat Pencucian Garam yang Dibangun Pemerintah Belum Efektif

Nia Deviyana • 02 Februari 2021 13:31
Jakarta: Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan washing plant atau tempat pencucian garam yang dibangun pemerintah belum efektif.
 
Menurutnya, output garam dari washing plant tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri petrokimia dari sisi kualitas. "Spesifikasinya tidak masuk," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa, 2 Februari 2021.
 
Sebelumnya, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menyebutkan, washing plant diharapkan dapat menghasilkan output garam yang sesuai SNI 3556:2016.

Kode SNI 3556:2016 adalah untuk spesifikasi garam konsumsi beryodium, dengan syarat mutu kadar NaCl 94 persen.
 
Menurut Fajar, garam yang dicuci masih memiliki kualitas yang tidak begitu baik. Kadar impuritis (zat pengotor) pada garam masih tinggi, serta kadar NaCl masih dibawah kebutuhan industri petrokimia.
 
"Kadar NaCl yang dipakai kita 99 persen, sedangkan produksi dalam negeri kadar NaCl paling tinggi 96 persen," imbuhnya.
 
Selain itu, mesin pencucian garam tersebut hanya memiliki kapasitas 40 ribu ribu ton per tahun sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan industri. "Kebutuhan kita saja 2,5 juta ton per tahun," ujarnya.
 
Selain itu, dia juga mempertanyakan dari segi ongkos pencucian. "Kalau melewati pencucian itu ongkosnya berapa? Harganya apakah akan masuk?" pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan