Berbagai strategi pun sedang dalam proses, serta telah masuk dalam proyek strategis dan akan dikerjakan mulai tahun ini hingga dua tahun mendatang.
"Covid-19 menjadi momentum terjadinya percepatan karena mau tidak mau semua strategi bisnis berubah, efisiensi harus terjadi, dan digitalisasi sangat cepat," ucap Erick Thohir pada program Newsmaker Medcom.id, Minggu, 10 Oktober 2021.
Erick Thohir mendorong percepatan transformasi BUMN, salah satunya melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN. Revisi UU BUMN saat ini telah dimasukkan ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas Tahun 2021.
"Jika ingin BUMN lebih cepat bertransformasi salah satunya melalui RUU BUMN. Ada konteks besar di sana. Pertama, kita diberi kesempatan untuk menutup BUMN. Jangan sampai direksi BUMN beranggapan 'Ah kalau rugi negara yang akan hadir.' Mentalitas yang seperti ini harus kita tutup, atau digabungkan (restrukturisasi)," ucap Erick.
Saat ini, dari 108 BUMN dikonsolidasi menjadi 41 BUMN. Erick menyebutkan tidak asal-asalan dalam menutup BUMN.
"Kita bukan asal tutup BUMN. Sebab, digitalisasi dan pandemi mengubah model bisnis. Adaptasi harus terjadi. Ini yang kita namakan transformasi BUMN kembali kepada core business, tapi tetap menjadi pemenang, apakah nantinya berpartner dengan swasta atau siapapun. Sekarang sudah kelihatan hasil transformasi BUMN ini," tuturnya.
Transformasi BUMN tersebut di antaranya telah berhasil mengubah persepsi korup dan banyak utang. Kini, terbukti utang yang dimiliki BUMN bisa direstrukturisasi jangka panjang.
"Contohnya, PTPN dan Krakatau Steel setelah direstrukturisasi berhasil mencetak untung. Utang BUMN itu kesalahan masa lalu, kita perbaiki," kata Erick.
Tiga sektor yang menjadi andalan BUMN saat ini yaitu kesehatan, energi, pangan. "Saat ini penting bagi kita untuk membangkitkan sektor kesehatan, perkebunan, pertanian karena sumber daya alam akan hilang, transisi ini tidak panjang. Makanya saya genjot juga Pertamina dan PLN bertransformasi," ucapnya.
Meski diakui Erick target holding pangan kuartal III 2021 tidak mudah, ia bertekad harus mampu memastikan Indonesia mampu menjadi lumbung pangan.
"Dengan 270 juta penduduk kita harus memastikan tidak kelaparan, maka Indonesia harus menjadi lumbung pangan sendiri dan lumbung pangan dunia seperti yang diminta oleh Presiden," ujarnya.
Salah satu cara yang ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut yaitu dengan meluncurkan Program Makmur. Program Makmur merupakan program agrosolusi dari PT Pupuk Indonesia (Persero). Program Makmur bertujuan membantu petani.
"Program Makmur ini bagaimana kita mendampingi petani dengan pupuk non-subsidi, tetapi income naik, pasar juga kita buatkan untuk mereka. Hal ini tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan," kata Erick.
Tak hanya itu, strategi berikutnya yang diterapkan Erick Thohir yakni meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, pandemi covid-19 turut meluluhlantakkan UMKM.
"Kita upayakan bagaimana meningkatkan UMKM, bahkan Presiden menargetkan 30 persen. Kalau kita benchmark dengan Thailand dan Malaysia, mereka sudah 50 persen," kata Erick.
Kendala dalam meningkatkan UMKM, yakni masih banyak yang belum bankable (memenuhi persyaratan bank untuk mendapatkan kredit usaha). Dari 57 juta UMKM, 30 juta di antaranya belum bankable.
"Kita mulai dari bawah dengan menggabungkan BRI-PNM-Pegadaian menjadi holding ultra mikro. PNM itu punya 10,8 juta nasabah ibu-ibu dengan tingkat NPL 0,13 persen. Ini rendah sekali. Hanya mampu pinjam Rp1,4 juta. Mereka mesti naik kelas. Nah, kalau ada BRI bisa bersinergi. BRI kebetulan perlu nasabah baru. Gabungan antara BRI-PNM-Pegadaian akan memiliki 500 ribu agen," ujar Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News