Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan saat ini Perumnas mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan karena penjualan rumah untuk MBR tumbuh melambat. Sementara jumlah inventori Perumnas makin membesar.
"Sehingga dengan inventori yang besar ini rasio utangnya meningkat tajam," kata Tiko, sapaan akrab dirinya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis, 8 Juli 2021.
Ia mengatakan untuk memastikan neraca keuangan dan juga kekuatan likuiditas yang memadai, maka Perumnas membutuhkan tambahan PMN tersebut. Di samping itu, Kementerian BUMN tengah melakukan restrukturisasi di tubuh Perumnas.
"Kita menginginkan adanya tambahan PMN untuk memastikan penugasan Perumnas untuk membangun rumah untuk masyarakat miskin rendah bisa dilakukan secara sustainable," tutur dia.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini menambahkan kondisi BUMN karya memang mengalami tekanan akibat pandemi covid-19, sehingga berdampak pada kontrak baru dan penjualan.
Selain itu, penugasan dari pemerintah juga sangat berat yang tidak diimbang oleh penyertaan modal yang memadai. "Selama 2017-2019, tidak ada yang PMN yang diberikan pada BUMN karya yang menanggung Proyek Strategis Nasional (PSN)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News