Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan perkembangan teknologi di industri jasa keuangan harus diikuti dengan pengawasan APU-PPT yang juga memanfaatkan teknologi terkini, sehingga bisa mendeteksi sejak awal potensi terjadinya kejahatan tersebut.
"OJK menyambut baik terciptanya teknologi baru berupa innovative skills, metode, dan proses yang dapat digunakan untuk mewujudkan implementasi program APU-PPT yang efektif atau cara-cara inovatif penggunaan teknologi untuk menerapkan program APU-PPT," ujar Wimboh, dalam webinar Opportunities, Challenges, and Impacts of Utilizing New Technologies in Strengthening the AML/CFT Regime, Rabu, 23 Februari 2022.
Menurut Wimboh, pengawasan APU-PPT yang memanfaatkan teknologi terkini penting dilakukan mengingat kejahatan pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme saat ini dilakukan melalui produk dan layanan keuangan berbasis digital seperti cryptocurrency, robot trading, hingga metaverse.
Di sisi lain, OJK juga mendorong program APU-PPT yang menggunakan teknologi digital seperti big data dan Artificial Intelligence (AI) agar lebih efisien dan meng-cover berbagai aspek yang tidak dapat diidentifikasi berdasarkan format laporan-laporan manual.
"Teknologi juga harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan Customer Due Diligence (CDD) dan pemantauan transaksi yang lebih terperinci," tegasnya.
Wimboh menambahkan, pihaknya mendorong penerapan solusi digital dalam menjalankan CDD yang diharapkan dapat meningkatkan customer experience dan memberikan pengamanan APU-PPT yang lebih efektif tanpa mengurangi integritas entitas penyedia jasa keuangan.
"Solusi tersebut dapat dicapai melalui pemanfaatan pendekatan baru seperti ID Digital dan identifikasi biometrik yang telah terbukti menawarkan proses identifikasi dan verifikasi yang lebih kuat, terutama selama krisis pandemi covid-19 yang melihat shifting customer preference untuk remote financial services," urainya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan, pihaknya sudah meningkatkan penggunaan solusi digital untuk program APU-PPT, seperti memanfaatkan Artificial Intelligence serta turunannya.
"Dengan langkah tersebut diharapkan bisa mengidentifikasi risiko dengan lebih baik dalam menanggapi, berkomunikasi, dan memantau aktivitas yang mencurigakan," tutup Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News