Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai Barat Mengayung. Foto: Medcom/Arif Wicaksono.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai Barat Mengayung. Foto: Medcom/Arif Wicaksono.

Bank Mandiri Genjot Transaksi Nontunai di Tempat Penyulingan Air Bersih

Arif Wicaksono • 16 Juni 2022 12:59
Labuan Bajo: Bank Mandiri sedang menggenjot gerakan transaksi nontunai untuk penjualan air bersih hasil penyulingan air laut di Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo. Bank Mandiri akan memaksimalkan penyediaan air bersih dengan menyediakan sarana serta sistem transaksi nontunai.
 
Kepala Cabang Bank Mandiri Labuan Bajo I Made Runarta mengatakan, saat ini sudah ada satu tempat penyulingan air bersih dari air laut menjadi air minum. Dia berharap ada tiga titik lainnya untuk tempat penyulingan air yang nantinya akan menggunakan tapping e-money.
 
"Tiga titik lainnya akan menjadi aset dinas perikanan yang akan diolah pemda. Transaksi akan dilakukan dengan cashless untuk menjaga stabilitas dan operasional," jelas dia di Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo, Kamis, 16 Juni 2022.

Dia mengatakan pengunaan e-money sebagai alat pembayaran agar operator bisa memonitor penggunaan mesin secara sistematis. Transaksi warga juga bisa terekam sangat jelas. Dia mengatakan biaya untuk satu kali pembelian dibatasi minimal 10 liter dalam sekali transaksi.
 
"Biaya pembangunan instalasi air ini sebesar Rp2 miliar untuk empat titik, sekali tap pembayaran kapasitasnya 10 liter itu harganya masih diperhitungkan, tarifnya belum kita tentukan," jelas dia.
 
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai Barat Mengayung mengatakan air laut membantu warga sekitar karena selama ini warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk minum. Penyulingan ini sangat berguna dalam memanfaatkan pasokan air laut di Labuan Bajo yang cukup berlimpah.
 
"Proyek ini harus ada karena memanfaatkan air laut jadi air tawar bisa difungsikan selain itu air laut juga tak akan habis," ujar dia.
 
Dia mengatakan banyak pulau kosong yang belum dihuni bisa memanfaatkan instalasi ini. Menurut dia dari 240 pulau di Labuan Bajo baru 30 pulau yang berpenghuni. Ini bisa menjadi aset bagi masa depan penduduk Labuan Bajo.
 
"Luas perairan sudah lebih luas dari daratan kami berkesimpulan kita tak kekurangan air bersih. Di Manggarai barat ini dari 240 pulau hanya ada 30 berpenghuni, jadi kalau selesai maka bisa dimanfaatkan," jelas dia.
 
Dia menjelaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan penduduk untuk air bersih secara harian di Labuan Bajo mencapai Rp50 ribu per jeriken atau 20 liter. Diharapkan dengan penyulingan ini biayanya bisa turun sebesar 20 hingga 30 persen dalam sehari sehingga mengurangi pengeluaran warga.
 
Bahruni salah satu nelayan di Manggarai Barat, mengatakan di Labuan Bajo sangat sulit akses air bersih untuk minim karena air ledeng hanya bisa dipakai untuk mandi saja. Selain itu, selama ini warga juga kesulitan mendapatkan air kemasan untuk minum sehingga harganya cukup mahal.
 
"Kekurangan air bersih disini, sangat susah masuk, air tak bisa untuk minum hanya untuk mandi saja (air tanah) kalaupun ada sangat jarang barangnya sehingga harganya mahal," jelas dia.
 
Dia berharap air penyulingan dari air laut bisa berguna untuk menutupi biaya air minum yang cukup mahal. Selain untuk minum, air hasil penyulingan juga bisa digunakan untuk mencuci ikan sehabis dipotong untuk dijual kembali kepada pembeli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan