Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan konsumsi premium sudah rendah. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti Pertalite atau Pertamax.
"Premium kalau di Pulau Jawa hanya ada 0,3 persen. Ini secara alami akan tergantikan oleh pertalite. Masyarakat sendiri yang memutuskan (beralih) secara alami," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu, 12 Januari 2022.
Dia menambahkan, di dunia hanya ada tujuh negara yang masih menggunakan premium, termasuk Indonesia. Pemerintah pun berupa menghapus premium secara bertahap lewat sosialisasi penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan lewat Pertamina.
Melalui Program Langit Biru, Pertamina meluncurkan Pertalite Harga Khusus dengan harga Rp6.450 per liter, lebih rendah Rp1.200 dari harga normal pertalite yaitu Rp7.650. Adapun PLB berlaku untuk konsumen kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, angkutan umum kota (angkot) dan taksi plat kuning.
"Kita masukan pertalite dengan harga premium. Kita lihat konsumennya sendiri, ternyata mereka senang menggunakan pertalite karena bisa memberikan kenyamanan bagi kinerja mesinnya (kendaraan)," jelas Arifin.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan Pertamina agar masyarakat beralih ke BBM lain dengan Pertashop, gerai penjualan Pertamina yang menghadirkan BBM dengan nilai okta tinggi atau RON 92, yakni pertamax.
"Pertashop sudah mulai dikembangkan di daerah-daerah dan itu disediakan pertamax. Ternyata di daerah-daerah Pertashop cukup direspons. Ini perlu dikembangkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News