"Dividen yang diberikan itu 60 persen dari laba bersih," kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty dalam konferensi pers, Kamis, 7 April 2022.
Ia menjelaskan, pada 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi sektor kesehatan. Namun, PRDA tetap mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan serta pelanggan
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada tahun lalu, perusahaan mencetak laba bersih sebanyak Rp621,62 miliar atau tumbuh 13,3 persen. Capaian pendapatan bersih sebesar Rp2,65 triliun atau naik 41,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari keberhasilan perusahaan meraih laba bersih tersebut, maka dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham mencapai hampir Rp373 miliar.
Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,8 persen dan 31,4 persen kepada pendapatan perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 21,2 persen dan 13,6 persen terhadap pendapatan perseroan.
Capaian tersebut diakuinya terjadi berkat inisiatif dan kreativitas yang baru terhadap pelayanan perseroan, seperti dalam bidang teknologi. Perseroan mengandalkan database pelanggan untuk memperoleh pendapatan.
"Di tengah kesulitan pandemi harus ada inisiatif dan kreasi baru yang berbeda yang bisa diaplikasikan kepada pelanggan kami," ujarnya.
Perseroan mencatat kenaikan jumlah permintaan layanan home service yang meningkat 154,8 persen. Pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile juga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 913,9 persen menjadi 138.504.
"Selain itu, perseroan mencatatkan jumlah pelanggan baru pada periode 2021 sekitar 1,3 juta pelanggan baru," pungkas dia.