Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf mengatakan, kebijakan ganti rugi tersebut dianggap sangat membantu peternak yang hewan ternaknya harus dimusnahkan secara paksa akibat wabah itu.
“Bagus. Walaupun mungkin tidak sebanding dengan harga sapi sesungguhnya. Tapi kalau dilihat ada perhatian pemerintah dan negara hadir di tengah kesulitan peternak ya,” kata Rochadi, Senin, 27 Juni 2022.
Baca: Peternak Sambut Baik Langkah Menko Airlangga Ganti Ternak yang Terkena PMK
Meski begitu, Rochadi menyarankan agar bantuan kepada peternak sapi perah diberikan bantuan tidak dalam uang tunai demi kelanjutan usaha mereka. Seperti melalui program Corporate social responsibility atau CSR. Sebab, peternak sapi perah memiliki karakteristik berbeda dengan peternak sapi potong.
“Karena peternak sapi perah ini paling parah, selain produksinya turun, kalau usahanya mati ya enggak berkelanjutan. Kalau sapi potong kalau mati bisa diganti dan kemudian mengembangkan, tapi sapi perah kan belum tentu harus nunggu,” tegas dia.
Minta pengawasan PMK semakin diperketat
Lebih lanjut, Rochadi mengharapkan pemerintah terus pro aktif mencegah penyebaran virus PMK. Seperti halnya memproteksi wilayah yang masih bebas dari virus tersebut.“Yang saya perhatikan sekarang ini adalah daerah bebas, itu harus diproteksi habis oleh pemerintah. Begitu dia terpapar PMK di lockdown enggak bisa keluar. Artinya akan terjadi masalah itu petani tidak bisa menjual ternaknya, nah ini jadi masalah disamping kematian,” urai dia.
Sebelumnya diketahui, Pemerintah akan menyiapkan anggaran untuk mengganti hewan ternak khususnya sapi milik peternak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dimusnahkan karena terpapar wabah PMK.
"Terkait dengan pergantian terutama terhadap hewan yang dimusnahkan atau dimatikan paksa, pemerintah akan menyiapkan ganti terutama untuk peternak UMKM yaitu sebesar Rp10 juta per sapi," kata Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dalam konferensi pers, Kamis, 23 Juni 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News