"Adanya National Single Window yang menghubungkan beberapa dari K/L, namun belum sampai membuat satu ekosistem yang bisa mempermudah di dalam transaksinya dengan para pelaku usaha," katanya dalam video conference 'Penataan Ekosistem Logistik Nasional' di Jakarta, Kamis, 24 September 2020.
Ia menambahkan INSW lebih mengedepankan koordinasi antar K/L di lingkungan pemerintah. Sementara hubungan dengan para pelaku usaha, importir dan eksportir, serta pengusaha logistik belum terhubung dengan sistem yang sudah ada tersebut.
"Sehingga yang terjadi, importir eksportir dan pelaku logistik dia harus berkali-kali melakukan submission dan proses untuk berhubungan dengan tetap masing-masing government to government maupun di antara mereka sendiri. Sehingga yang terjadi adalah banyak proses repetitif dan rumit," jelas dia.
Karena itu, ekosistem logistik nasional yang lebih baik diharapkan mampu mempermudah pengurusan izin bagi pelaku usaha. Hal ini akan mengurangi biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing nasional.
"Dengan national logistic ecosystem, diharapkan akan ada semacam kemudahan dan clarity (kejelasan) di dalam seluruh proses di mana dokumen dan proses itu bisa di-share. Meskipun ini bukan suatu integrasi, tapi kolaborasi yang sangat mempermudah dan menyederhanakan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News