Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan saat melakukan kunjungan di Kantor Pusat Mayora Group di Jakarta. Kunjungan tersebut dalam rangka pemetaan peluang dan tantangan ekspor produk andalan Indonesia di masa dan pasca pandemi covid-19 yang melanda dunia.
"Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat di lapangan dalam pemetaan peluang dan tantangan ekspor tersebut, kami akan melakukan kunjungan ke beberapa eksportir utama nasional di Jabodetabek, salah satunya PT Mayora Indah," ujar Kasan melalui keterangan resmi, Kamis, 4 Juni 2020.
Mayora Indah, saat ini tercatat sebagai satu di antara eksportir terbesar nasional yang memiliki lebih dari 80 jaringan distributor utama di dunia serta mengekspor ke lebih dari 100 negara. Pada Februari 2020, perusahaan ini telah mengekspor lebih dari 250 ribu kontainer mamin olahan ke berbagai negara dengan merek Kopiko, Torabika, Danisa, Energen, Beng-beng, Malkist, dan Le Mineralle.
Menurut Kasan, Mayora dan eksportir lainnya sedang menghadapi tantangan ekspor yang berat terutama adanya berbagai kebijakan pembatasan sosial dan lockdown yang diberlakukan banyak negara tujuan.
Namun, adanya pembatasan tersebut tidak menyurutkan rencana ekspor. Sebab, produk mamin ini sangat dibutuhkan dunia di antaranya untuk meningkatkan imunitas dan stamina kesehatan masyarakat sehingga akan mengakibatkan terjadinya lonjakan signifikan khususnya perdagangan melalui daring atau e-commerce.
"Dari kunjungan kerja ini pemerintah dapat tetap meningkatkan ekspor di tengah pandemi dengan menggandeng pelaku bisnis seperti PT Mayora Indah Tbk dan membuat strategi besar ekspor dalam memanfaatkan peluang dan tantangan ekspor hingga pasca pandemi," paparnya.
Selain itu, Kemendag juga dapat memperoleh gambaran besar sebagai langkah konkret yang dapat dilakukan dalam memfasilitasi pengembangan ekspor, termasuk mengerahkan perwakilan perdagangan di luar negeri dalam mempromosikan dan mencari tahu hambatan di negara tujuan eskpor.
Kasan mengungkapkan, pada 2020 IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami tekanan cukup kuat. Tekanan tersebut diakibatkan pandemi covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk pasar ekspor tradisional Indonesia. Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi negara yang terdampak cukup parah.
"Untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia tetap tumbuh positif, Kemendag akan membidik peluang baru melalui ekstensifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan termasuk Eropa," ucap Kasan.
Pangsa pasar ekspor makanan olahan Indonesia di dunia tercatat sebesar 1,20 persen pada 2019. Pada periode tersebut, neraca perdagangan makanan olahan Indonesia mengalami surplus sebesar USD2,27 miliar.
Pada 2019, ekspor makanan minuman olahan Indonesia tercatat sebesar USD4,15 miliar, naik 3,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara pada periode Januari-Maret 2020, ekspor produk andalan ini tercatat sebesar USD951,11 juta atau naik 5,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tren ekspor makanan minuman olahan Indonesia lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat sebesar 8,99 persen, dimana ekspor pada 2015 sebesar USD3,01 miliar dan pada 2019 sebesar USD4,15 miliar.
Produk makanan minuman olahan Indonesia dengan nilai ekspor tertinggi pada 2019 yaitu makanan minuman olahan berbasis kopi sebesar USD429,45 juta (10,35 persen); olahan ikan sebesar USD411,05 juta (9,91 persen); berbagai jenis makanan olahan sebesar USD390,09 juta (9,40 persen); camilan wafer dan wafel mengandung kakao sebesar USD322,88 juta (7,78 persen); dan olahan udang sebesar USD309,72 juta (7,47 persen).
Sementara negara tujuan ekspor terbesar produk makanan minuman olahan Indonesia beserta pangsa pasarnya pada 2019 yaitu Filipina sebesar USD779,88 juta (18,80 persen); Amerika Serikat sebesar USD730,44 juta (17,61 persen); Malaysia USD261,99 juta (6,32 persen); Tiongkok sebesar USD249,00 juta (6,00 persen); dan Jepang sebesar USD224,60 juta (5,41 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News