Rudi mengatakan para insinyur di sektor energi menilai berdasarkan fakta yang ada bahwa produksi minyak semakin turun. Bahkan, menurut Rudi, produksi minyak di Tanah Air saat ini yang sekitar 700-an ribu barel per hari (bph), utamanya ditopang oleh produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebesar 220 ribu bph.
Namun Banyu Urip pun diperkirakan akan mengalami penurunan juga lantaran reservoir sumurnya tertutup, bukan water dry sehingga umurnya tidak terlalu panjang dan akan mulai menukik di 2023. Artinya jika Banyu Urip turun, maka produksi nasional paling hanya menyentuh sedikit di atas 500 ribu bph.
"Prospek produksi migas sulit kembali dicapai di atas satu juta barel pada 2030, apalagi 2025. Kami kalau engineer berdasarkan fakta, tapi kalau kalian mau berdoa silakan minyak satu juta barel, boleh," kata Rudi di Jakarta, Minggu, 23 Agustus 2020.
Belum lagi lapangan-lapangan minyak lainnya yang cenderung mengalami penurunan. Kemudian, cadangan minyak Indonesia pun ia bilang sudah sangat sedikit yakni sebesar 3,2 juta barel atau 0,2 persen dari cadangan dunia.
Selain itu, dalam lima tahun terakhir kegiatan eksplorasi cenderung tidak terlihat masif sehingga peningkatan produksi pun kerap hanya menjadi angan. Sementara untuk bisa menargetkan suatu produksi maka kegiatannya harus telah dirancang dalam kurun waktu yang lama.
Misalnya, jika merencanakan pengembangan wilayah migas sekarang, maka hasilnya baru akan bisa disemai 10 tahun mendatang. Ia mengatakan kalau rencananya baru dibuat sekarang, maka hasilnya baru bisa dirasakan pada 2045 atau 2050. Sejalan dengan hal tersebut, lanjut Rudi, banyak investor migas yang mulai hengkang dari Indonesia.
"Untuk menambah cadangan 20, 30, 40 tahun ke depan, satu-satunya jalan dengan melakukan eksplorasi masif dengan mengundang perusahaan internasional dan perusahaan nasional besar untuk masuk ke Indonesia, setelah beberapa tahun belakangan sudah kehilangan Tital, Chevron, ConocoPhillips, Kodeco, BP dan sebentar lagi ada beberapa lagi yang akan keluar," jelas Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News