Meskipun demikian, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pengerjaan program tersebut tetap berjalan. Namun beberapa material dan peralatan yang didatangkan dari Tiongkok tertunda lantaran wabah tersebut.
"Sehingga yang kami rencanakan semua selesai di bulan April akan sedikit mundur ke Mei," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI, Kamis, 16 April 2020.
Nicke mengataan saat ini dari total 5.518 SPBU Pertamina, 80 persennya atau 4.410 SPBU telah terpasang digitaliasai. Pertamina berkomitmen untuk menyelesaikan hal tersebut. Sebab dengan digitaliasi, Pertamina dan Pemerintah dapat mengelola subsidi BBM lebih tepat sasaran.
Sementara itu Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan selain dilakukan instalasi IT di SPBU, Pertamina juga memasang Automatic Tank Gauge (ATG) di 4.58 SPBU atau 81 persen dari total. Dari instalasi ini akan dilanjutkan untuk progres integrasi agar data bisa dipantau melalui dashboard.
"Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, sehingga bisa memantau ketersediaan dan stok BBM di setiap wilayah, stok dan penjualan BBM serta transaksi di SPBU serta sekaligus dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM,” imbuh Fajriyah.
Lebih lanjut, dirinya menambahkan saat ini proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19 secara ketat. Namun memang tidak dapat dilakukan secara massif seperti pada kondisi normal, demi keselamatan dan keamanan para pekerja baik internal maupun mitra.
Oleh karenanya diperlukan penyesuaian jadwal penyelesaian yang semula ditargetkan di pertengahan tahun ini.
“Upaya pencegahan penyebaran covid-19 menjadi prioritas utama pada saat ini, agar bisa secepatnya berakhir sekaligus menjaga keselamatan dan keamanan para pekerja,” jelas Fajriyah.
Adapun awalnya saat program digitaliasi dimulai, penyelesaian instalasi IT pada 5.518 SPBU ditargetkan pada 31 Desember 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News