"Kereta khusus wanita untuk sementara ditiadakan, khususnya selama PSBB transisi berlaku di Jakatrta," jelas Dirut MRT Jakarta William Sabandar dalam Forum Jurnalis yang digelar secara virtual, Kamis, 11 Juni 2020.
Menurut William, saat ini gerbong khusus wanita ditiadakan untuk sementara karena pihaknya menerapkan jaga jarak (physical distancing) secara ketat. "Karena kami menerapkan jaga jarak, keamanan wanita pun dijamin aman," kata William.
William mengatakan pihaknya ingin memanfaatkan semua ruang di MRT agar masyarakat tidak berdempetan saat menaikinya. Semua stasiun MRT juga telah dioperasikan untuk mencegah penumpukan penumpang.
Aturan menjaga jarak ini juga difasilitasi dengan pemasangan stiker penanda. Penumpang harus berdiri di tanda yang diberikan agar tak saling berdempetan.
Selama ini pihak MRT Jakarta menyediakan dua gerbong khusus wanita. Kedua gerbog tersebut berada di paling depan dan paling belakang. Gerbong tersebut diberlakukan pada jam sibuk, yaitu pukul 7 hingga pukul 9 pagi dan pukul 5 sore hingga pukul 7 malam.
Hal itu diputuskan setelah MRT melakukan survei. Hasilnya, 42 persen responden menyatakan tidak setuju adanya gerbong khusus wanita dan 58 persen setuju. Selain itu, MRT juga mengadopsi kebijakan serupa yang berlaku di Tokyo, Jepang.
Karena jumlah penmpang di jam sibuk sangat banyak, pihak MRT memutuskan adanya gerbong khusus wanita untuk keselamatan mereka. Dengan adanya pembatasan jumlah penumpang, otomatis semua penumpang, termasuk wanita bisa menjaga jarak.
Aturan menjaga jarak ini juga difasilitasi dengan pemasangan stiker penanda. Penumpang harus berdiri di tanda yang diberikan agar tak saling berdempetan. Bahkan, MRT menyediakan marka agar penumpang yang bediri menghadap ke arah laju kereta.
Selain itu, pihak MRT juga menyampaikan imbauan agar penumpang tidak melakukan percakapan di dalam ratangga. Sebab, meskipun penumpang sudah memakai masker, potensi percikan droplet saat berbicara masih ada.
Adapun sejak dimulainya masa transisi PSBB, jarak kedatangan (headway) kereta MRT juga diperpendek menjadi setiap lima menit sekali saat jam sibuk di hari biasa. Sementara pada jam reguler, jarak kedatangannya menjadi 10 menit. Kemudian untuk akhir pekan, kereta akan tiba 20 menit sekali dengan jam operasional pukul 06.00 hingga 20.00 WIB.
Meski demikian, William mengimbau agar masyarakat yang tak memiliki kepentingan untuk jangan dulu ke luar rumah. "Karena memang sampai saat ini kami mendorong masyarakat tetap tak berkegiatan di luar rumah saat hari libur," imbau William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News