Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga. Foto: dok idEA.
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga. Foto: dok idEA.

Cekidot, Ini Cara Membuat Pariwisata Berkualitas

Ade Hapsari Lestarini • 01 Maret 2024 17:34
Jakarta: Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) bersama dengan Traveloka membahas pengembangan pariwisata massal dan perubahan iklim. Pemerintah Indonesia bahkan memasukkan isu ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2025-2029).
 
Pembahasan yang dilakukan sebagai upaya mendorong pengembangan industri pariwisata berkelanjutan ini digelar melalui diskusi bertajuk Road to International Quality Tourism Conference. Agenda ini menjadi upaya kolaboratif antara mempertemukan lembaga pemerintah, pakar akademik, lembaga pemikir, dan LSM ini membahas pembentukan masa depan sektor pariwisata Indonesia.
 
Industri pariwisata yang berkualitas tentu menjadi kunci keberhasilan pembangunan sektor strategis ini. Komitmen dari industri digital untuk turut menyukseskan program pemerintah tersebut.

"Kami sebagai pelaku Industri digital siap mendukung dan menerapkan sistem yang mampu mendorong keberhasilan pengembangan sektor pariwisata yang berkualitas di Indonesia," ujar Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Maret 2024.
 
Baca juga: Ada Fenomena Social Commerce, Bagaimana Aturannya?

 
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk bisa menjadikan pariwisata Indonesia yang tak hanya maju, tapi juga memiliki standar berkualitas di semua lini.
 
"Kami membuka kerja sama dan komunikasi seluas-luasnya dengan pelaku industri digital dan pariwisata untuk memastikan empat pilar seperti infrastruktur dasar, keberlanjutan, keunikan, serta berkualitas tinggi bisa terpenuhi dan diterapkan," kata Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo Manuhutu.
 
Odo melanjutkan, quality tourism akan mengubah norma, standar, serta menjalankan praktik-praktik sesuai norma dan standar baru. Pemerintah melalui BBWI berupaya menggalang wisatawan domestik, menjadikan industri pariwisata lebih resilient. Targetnya 80 persen income pariwisata akan berasal dari wisatawan domestik.
 
Sementara, salah satu pelaku digital di sektor pariwisata, Traveloka, menegaskan partisipasinya dalam acara ini merupakan bentuk komitmennya untuk membentuk masa depan pariwisata Indonesia selaras dengan visi Traveloka dalam menetapkan standar dalam quality tourism, untuk ekosistem perjalanan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
 
"Seiring dengan berevolusinya industri pariwisata, kami percaya digitalisasi akan mendukung pertumbuhan industri pariwisata yang berkelanjutan. Melalui platform digital, Traveloka mampu memberikan tidak hanya penawaran yang lebih beragam, tetapi juga membantu konsumen dalam membuat keputusan yang terinformasi tentang pengalaman perjalanan mereka," tambah Co-Founder Traveloka, Albert.
 

Pariwisata berkualitas di Indonesia


Layaknya seluruh aspek kehidupan, pandemi juga mengubah perilaku pelaku usaha di sektor wisata, pun para wisatawannya. Pandemi membangun berbagai kepedulian baru bagi para wisatawan saat memilih destinasi wisata, pun kegiatan yang akan dilakukan selama traveling.
 
Penerapan pariwisata yang berkualitas yang mumpuni mengharuskan adanya korelasi dari beberapa hal. Pembangunan ekonomi yang selaras, pemberdayaan society, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
 
Menurut Research Coordinator, Center for Digital Society (CFDS) Perdana Karim, sebelum pandemi, sektor pariwisata Indonesia lebih fokus pada pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan aspek jangka panjang.
 
"Perlu pendekatan yang lebih holistik. Jangan sampai, mengupayakan sustainability untuk menarik wisatawan, cater to all their needs, tapi penduduk lokal tidak diperhatikan, hanya dieksploitasi, namun tidak bisa menikmati keindahan daerahnya sendiri," ujar Perdana.
 
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fransiskus Xaverius Teguh menegaskan, sebelum menuju pariwisata yang berkualitas, perlu pembangunan dasar yang menerapkan pilar-pilar keberlanjutan harus dipenuhi terlebih dulu.
 
"Ini PR kita, proses yang harus dijalani sebagai prasyarat membangun pariwisata berkualitas. Elemen-elemen ini yang harus kita kejar pengerjaannya," kata dia.
 
Sejauh mana peran stakeholder pariwisata mewujudkan industri yang mengarah pada pelaksanaan strategi berwawasan jangka panjang menjadi sangat penting. Perlu pemahaman menyeluruh pariwisata berkelanjutan dan berkualitas tidak melulu hanya soal pengelolaan lingkungan semata.
 
"Kriteria kami secara global ada empat yakni sustainable management, socioeconomic impacts, cultural impacts, environmental impacts," ujar Perdana.
 
 
Baca juga: Wow! Turis Bule yang Melancong ke Indonesia di Januari Cetak Angka Tertinggi

 
Sertifikasi penerapan standar tersebut sangat sebagai wujud sebuah komitmen. Selain itu juga bisa menjadi referensi wisatawan dalam memilih destinasi wisata yang baik dan nyaman. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki area laut yang jauh lebih besar ketimbang darat. Setidaknya sekitar 70 persen wilayah Indonesia berupa lautan. Pemberdayaan pariwisata waterbased tentu sangat tepat.
 
"Sayangnya, pariwisata dengan label ecotourism belum tentu sustainable. Karena banyak ekowisata yang dampaknya justru merusak lingkungan, bukan malah merawat atau memperbaiki lingkungan. Mewujudkan pariwisata berkualitas, salah satunya melakukan konservasi dengan mindset usaha dan pariwisata berkelanjutan," jelas Executive Director and Co-Founder, Biorock Indonesia, Tasya Karissa.
 
Membangun ekonomi nasional melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah sebuah keharusan. Tidak bisa hanya fokus pada mass tourism. Pasalnya, menurut University of Indonesia Vocational Program (Tourism) Diaz Pranita, mass tourism yang fokus pada peningkatan jumlah kunjungan wisata kerap mengakibatkan kerusakan lingkungan yang justru berdampak negatif untuk jangka panjang.
 
"Pariwisata berkualitas cenderung memberikan dampak ekonomi dan behavioral yang positif," tambah Diaz.
 
Diaz menjelaskan, sektor pariwisata menjadi salah satu industri pertama yang mengadopsi teknologi digital. Sehingga, platform digital berperan penting pada perkembangan industri pariwisata, termasuk dalam hal memberikan atau menyampaikan informasi seputar pentingnya peralihan tren dari mass tourism ke quality atau sustainable tourism.
 
Dengan perkembangan industri digital di sektor pariwisata Indonesia saat ini, peluang untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional juga semakin besar. Catatan pentingnya adalah kebutuhan masyarakat, tak hanya pelaku industri pariwisata semata, untuk turut ambil peran pada pembentukan quality tourism.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan