Di antara ribuan peserta program Petani Milenial yang telah lulus dan mengecap sukses adalah Qonny Ilma Navianti. Warga Ciamis tersebut berhasil mengembangkan peternakan ayam sentul khas Ciamis usai mengikuti program Petani Milenial.
Qonny bercerita memulai usaha ini hanya dengan omzet sebesar Rp1 juta. Ia pun mengawali usaha ini berbekal pengalaman sang ayah yang sebelumnya juga menjadi peternak ayam.
Namun, Qonny akhirnya mendapat tawaran untuk mengikuti program Petani Milenial. Ia pun bersedia bergabung dalam program tersebut. Hasilnya pun luar biasa.
Dengan mengikuti program Petani Milenial ini, Qonny menyerap banyak ilmu yang bisa diterapkan dalam usahanya. Hasilnya, ia berhasil mengembangkan peternakan ayamnya sehingga bisa mendapatkan omzet yang mencapai Rp40 juta.
"Alhamdulilah, omzet dari Rp20 juta di tahun pertama, kini menjadi Rp40 juta," kata Qonny.
Bukan hanya Qonny. Manfaat dari Program Petani Milenial juga dirasakan oleh warga Ciawi, Usep Suryana. Berkat mengikuti program ini, ia berhasil mengembangkan usaha ikan hias.
Usep sejatinya sudah berkecimpung di dunia usaha ikan hias sejak 2010. Ia memulai bisnis tersebut dengan hanya bermodalkan 12 akuarium.
Kemudian, usai mengikuti program Petani Milenial, Usep mampu menerapkan ilmu yang didapatnya dalam usaha ikan hiasnya. Tak tanggung-tanggung, Usep kini sudah memiliki 200 akuarium untuk mengembangkan usaha ikan hiasnya.
Bahkan, usaha Usep berkembang begitu pesat sehingga bisa melakukan ekspor ikan hias di beberapa negara. Mulai dari negara di Benua Eropa, Tiongkok, dan India.
"Saya dulu memulai usaha dari hanya mempunyai 12 akuarium. Kini, sudah berkembang menjadi 200 akuarium dengan lahan sekitar 300 meter. Saya juga ekspor ke Eropa, India, dan Tiongkok," kata Usep.
Apresiasi Gubernur Jabar
Minat tinggi masyarakat terhadap program Petani Milenial sangat diapresiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia menilai betapa penting program ini untuk menunjang ketahanan pangan Tanah Air.Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan program Petani Milenial dibuat sebagai bentuk tindak lanjut dari pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait potensi krisis pangan pada masa depan.
"Saya menindaklanjuti pesan Pak Jokowi. Pak Presiden dalam pidatonya menyatakan bahwa pada masa depan akan ada krisis. Krisisnya itu di bidang pangan," ujar Ridwan dalam tayangan program Kick Andy di Metro TV.
"Maka kita harus bersemangat. Jangan sampai krisis pangan ini hadir di negara kita. Jangan sampai perang di masa depan menjadi perang pangan," lanjutnya.
Demi menjaga ketahanan pangan di Tanah Air, Ridwan Kamil menilai regenerasi petani menjadi faktor penentu. Menurutnya, Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya mengalami krisis regenerasi petani. Agar hal tersebut tak terjadi, Pemprov Jabar pun akhirnya menerapkan program Petani Milenial.
"Lahirlah program ini untuk membuktikan, tidak ada boleh krisis pangan karena generasi mudanya semangat, bertahan membela negara dengan ekonomi pangan. Kedua mau meregenerasi dari orang tuanya bahwa mereka adalah petani generasi baru, dengan cara baru," tutur Ridwan Kamil.
Program Petani Milenial tak hanya sekadar melahirkan petani-petani muda. Lebih dari itu, Petani Milenial diharapkan mampu mencetak petani generasi baru yang melek teknologi digital dan memanfaatkannya dalam mengelola pertanian.
"Kalau bapaknya panas-panasan jadi hitam, kalau generasi ini petaninya glowing kinclong karena ada skincare. Kalau bapaknya pakai tangan untuk menabur makanan (ternak), yang generasi sekarang bisa pakai handphone, pakai IoT untuk kasih makan ayam atau ikan," kata Ridwan Kamil.
"Kalau bapaknya menyiram pakai alat siram manual yang berat, sekarang pakai meteran, pakai deep irigation modal pakai handphone. Itu perbedaannya," ujarnya.
Ridwan Kamil percaya masa depan petani milenial akan lebih baik daripada generasi sebelumnya. Terutama soal penghasilan.
"Perbedaan dari petani generasi lama dengan petani milenal adalah penghasilannya. Kalau bapaknya penghasilan pas-pasan, insyaAllah dengan e-commerce bahwa berdagang itu tidak harus di wilayahnya, maka petani milenial ini seharusnya lebih sejahtera, lebih sukses daripada orang tua dan generasi petani sebelumnya," papar Ridwan Kamil.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini sekaligus meluruskan persepsi sebagian orang yang salah kaprah terhadap program Petani Milenial.
"Petani Milenial bukanlah program memberi honor atau menggaji peserta, juga bukan program yang memberikan jaminan kesuksesan. Pemerintah yang memfasilitasi program ini bertugas untuk mendampingi. Sedangkan keberhasilan tetap bergantung pada kerja keras, kreatif, dan konsistensi peserta," katanya menegaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News