Interim Chief Executive Officer/Chief Financial Officer IIF, Rizki Pribadi Hasan menyampaikan, sinergi IIF dan Polytama sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2019 untuk memperkuat dan mengintegrasikan industri petrokimia dalam negeri. Pembiayaan ini akan mendukung industri petrokimia milik Polytama.
“Proyek ini akan memperkuat rantai pasokan Polytama dan mengarah pada sistem yang lebih terintegrasi, sehingga lebih memperkuat posisi Polytama di industri petrokimia,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 Desember 2024.
Baca juga: Meski Cuaca Tak Bersahabat, Transportasi Laut Dipastikan Aman dan Lancar |
Presiden Direktur Polytama Joko Pranoto menyambut baik kerja sama dengan IIF. Joko mengaku optimistis bahwa suntikan pembiayaan dari IIF akan memperkuat posisi Polytama di industri petrokimia, sehingga memberikan dampak positif bagi industri secara keseluruhan.
“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan yang diberikan kepada Polytama dalam menjalankan proyek Polypropylene Plant Balongan (PPB) ini. Semoga sinergi antara Polytama dengan IIF semakin solid di masa depan demi mencapai tujuan bersama,” tutur dia.
Rencana pengembangan usaha ini juga sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam optimalisasi Perindustrian petrokimia Tanah Air sebagai upaya penekanan impor kebutuhan polipropilena (PP) dalam Negeri. Pasalnya sampai dengan 2023, permintaan PP di pasar Indonesia masih didominasi oleh impor.
“Kerja sama ini menjadi salah satu contoh nyata sinergi yang kuat dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan sektor energi yang mandiri guna memperkuat daya saing industri nasional,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News