Direktur Eksekutif Ruang Anak Muda, Robert E. Sudarwan menilai, tak jarang keberlimpahan arus informasi menjadikan generasi milenial dan Gen Z sebagai market utama sosial media mengalami disorientasi dalam mengonsumsi informasi dan kehilangan kontrol dalam berekspresi.
"Keberlimpahan informasi terkadang malah menyebabkan disorientasi atas informasi yang dibutuhkan atau malah menjadi bias, semua diserap. Tak jarang output nya dalam bentuk ekspresi yang bersifat destruktif," tutur Robert saat pelatihan Workshop Personal Branding di Dualitas Coffee Jakarta, Minggu,18 Desember 2022.
Padahal lanjut Robert, harusnya sosial media dimanfaatkan ke arah yang lebih positif dan konstruktif yakni di antaranya dapat dijadikan sebagai sarana membangun personal branding.
"Branding itu penting, bayangkan sebuah korporasi membelanjakan anggaran yang tidak sedikit untuk membangun brand image yang kuat, artinya branding adalah sesuatu hal yang bernilai sangat penting, dalam hal ini termasuk personal branding," tuturnya.
Pada Workshop yang didukung oleh Mining Industry Indonesia (MIND ID), Robert menambahkan, dengan personal branding, pengguna akun sosial media didorong agar memunculkan nilai diri yang unik, unggul baik berupa hard skill maupun soft skill serta otentik. Sehingga dapat memberi manfaat positif secara luas bagi pengguna sosial media yang didominasi kalangan anak muda.
Selain itu, dengan reputasi dan kredibilitas yang dibangun, hal itu sebagai nilai yang mampu meyakinkan market, sehingga nantinya juga akan memberi nilai tambah secara ekonomi.
"Jadi, workshop ini sebagai upaya kita mendorong agar sosial media mencerminkan jati diri yang otentik dari pengguna untuk menunjukkan keahlian dan reputasi. Artinya dengan seseorang memiliki reputasi yang bagus, tentunya akan ada imbas nilai tambah secara ekonomi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News