Jakarta: Potensi investasi di Indonesia diakui belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Banyak daerah di Indonesia yang belum dilirik dan menjadi tujuan investasi bagi para investor asing.
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning mengatakan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia selama ini masih berjalan fluktuatif. Sampai dengan 2024, realisasi PMA ditargetkan mencapai Rp4.983 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna meningkatkan daya tarik investasi di berbagai daerah Indonesia.
"KEK ini menjadi kawasan terintegrasi dan menjadi salah satu program prioritas nasional. Pada 2022 telah dibangun 12 KEK dan enam lagi masih dalam proses pembangunan," ungkapnya dalam acara Indonesia Middle-East Investment Forum bertajuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Goes Global secara virtual, Rabu, 12 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Bagus menambahkan berbagai insentif disediakan untuk para investor yang mau berinvestasi di KEK, di antaranya ialah insentif finansial berupa PPh badan, PPN, kepabeanan dan cukai. Ada juga insentif berupa kemudahan perizinan, keimigrasian, kejelasan ketenagakerjaan, penyediaan infrastruktur, dan kenyamanan bisnis.
Meskipun telah disediakan banyak insentif, dia menegaskan menarik minat investor asing tidak mudah. Perlu dukungan semua pihak mulai dari persiapan infrastruktur sampai promosi.
"Maka dari itu, diharapkan forum ini dapat menyosialisasikan info penting tentang KEK. Diharapkan juga dapat diidentifikasi promosi untuk ke luar negeri terkait KEK. Pertemuan ini akan membuka peluang saling mengenal dan memahami apa yang kita miliki dan negara mana yang berpotensi untuk menaruh investasi," kata Bagus.
Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Elen Setiadi menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ketimpangan investasi masih terjadi di Indonesia, dengan dominan masih berada di daerah Pulau Jawa.
"Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan kawasan di daerah lain. Inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah mengembangkan KEK di Indonesia," ucap Elen.
Sampai saat ini, terdapat 18 KEK di Indonesia yang terdiri dari 12 KEK yang sudah beroperasi di antaranya KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang, KEK Tanjung Kelayang, KEK Tanjung Lesung, KEK Kendal, KEK Mandalika, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Sorong.
Sementara itu, enam KEK yang masih dalam tahap pembangunan ialah KEK Aero Technic, KEK Nongsa, KEK Lido, KEK Gresik, KEK Singhasari, dan KEK Likupang.
"Dari 18 tadi memang kami sadari belum semuanya dapat berkembang dengan baik karena cakupan kita yang sangat luas. Dari beberapa KEK yang ada belum semua optimal. Tapi kita upayakan untuk terus dikembangkan agar membaik ke depannya. Maka dari itu, kami berharap dukungan dari investor khususnya dari kawasan timur tengah untuk pengembangan KEK," tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Kadin Komite Bilateral dan Multilateral Gulf Cooperative Council Soeryo Poetranto menegaskan bahwa KEK sangat pantas dipertimbangkan oleh investor terutama di kawasan timur tengah.
Dia merasa Kementerian Luar Negeri menjadi kunci pintu gerbang untuk memberikan gambaran betapa menariknya investasi di Indonesia. Terlebih dengan kondisi dunia yang mengalami tekanan, Indonesia dikatakan akan menjadi titik terang di saat kegelapan ekonomi global.
"Ini menjadi modal untuk memberikan kepercayaan pada calon investor karena Indonesia akan menjadi surga bagi calon investor untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Soeryo.
Selain itu, posisi Indonesia sebagai tuan rumah G20 dapat dimanfaatkan untuk menarik minat investasi dengan melakukan serangkaian promosi, khususnya saat KTT pada November 2022.
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning mengatakan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia selama ini masih berjalan fluktuatif. Sampai dengan 2024, realisasi PMA ditargetkan mencapai Rp4.983 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna meningkatkan daya tarik investasi di berbagai daerah Indonesia.
"KEK ini menjadi kawasan terintegrasi dan menjadi salah satu program prioritas nasional. Pada 2022 telah dibangun 12 KEK dan enam lagi masih dalam proses pembangunan," ungkapnya dalam acara Indonesia Middle-East Investment Forum bertajuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Goes Global secara virtual, Rabu, 12 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Bagus menambahkan berbagai insentif disediakan untuk para investor yang mau berinvestasi di KEK, di antaranya ialah insentif finansial berupa PPh badan, PPN, kepabeanan dan cukai. Ada juga insentif berupa kemudahan perizinan, keimigrasian, kejelasan ketenagakerjaan, penyediaan infrastruktur, dan kenyamanan bisnis.
Meskipun telah disediakan banyak insentif, dia menegaskan menarik minat investor asing tidak mudah. Perlu dukungan semua pihak mulai dari persiapan infrastruktur sampai promosi.
"Maka dari itu, diharapkan forum ini dapat menyosialisasikan info penting tentang KEK. Diharapkan juga dapat diidentifikasi promosi untuk ke luar negeri terkait KEK. Pertemuan ini akan membuka peluang saling mengenal dan memahami apa yang kita miliki dan negara mana yang berpotensi untuk menaruh investasi," kata Bagus.
Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Elen Setiadi menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ketimpangan investasi masih terjadi di Indonesia, dengan dominan masih berada di daerah Pulau Jawa.
"Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan kawasan di daerah lain. Inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah mengembangkan KEK di Indonesia," ucap Elen.
Baca juga: 8 Investor Berinvestasi Pusat Data di Batam |
Sampai saat ini, terdapat 18 KEK di Indonesia yang terdiri dari 12 KEK yang sudah beroperasi di antaranya KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang, KEK Tanjung Kelayang, KEK Tanjung Lesung, KEK Kendal, KEK Mandalika, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Sorong.
Sementara itu, enam KEK yang masih dalam tahap pembangunan ialah KEK Aero Technic, KEK Nongsa, KEK Lido, KEK Gresik, KEK Singhasari, dan KEK Likupang.
"Dari 18 tadi memang kami sadari belum semuanya dapat berkembang dengan baik karena cakupan kita yang sangat luas. Dari beberapa KEK yang ada belum semua optimal. Tapi kita upayakan untuk terus dikembangkan agar membaik ke depannya. Maka dari itu, kami berharap dukungan dari investor khususnya dari kawasan timur tengah untuk pengembangan KEK," tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Kadin Komite Bilateral dan Multilateral Gulf Cooperative Council Soeryo Poetranto menegaskan bahwa KEK sangat pantas dipertimbangkan oleh investor terutama di kawasan timur tengah.
Dia merasa Kementerian Luar Negeri menjadi kunci pintu gerbang untuk memberikan gambaran betapa menariknya investasi di Indonesia. Terlebih dengan kondisi dunia yang mengalami tekanan, Indonesia dikatakan akan menjadi titik terang di saat kegelapan ekonomi global.
"Ini menjadi modal untuk memberikan kepercayaan pada calon investor karena Indonesia akan menjadi surga bagi calon investor untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Soeryo.
Selain itu, posisi Indonesia sebagai tuan rumah G20 dapat dimanfaatkan untuk menarik minat investasi dengan melakukan serangkaian promosi, khususnya saat KTT pada November 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id