"Sekarang untuk lithium battery kita berharap bisa produksi nanti pada kuartal II-2024. Kalau semua berjalan sesuai rencana, kita bisa jadi negara penghasil baterai kedua di dunia di 2028. Ini angka yang bagus," ungkap Luhut, dalam acara Road to G20 bersama Himpuni, Selasa, 25 Oktober 2022.
Adapun untuk wilayah yang akan menjadi fokus pengembangan industri baterai adalah Kalimantan Utara. Luhut bilang provinsi ke-34 itu akan menjadi kawasan industri hijau yang bisa memproduksi baterai untuk kebutuhan tiga juta mobil.
"Di Kalimantan Utara itu di kawasan industri kita akan bangun untuk bisa produksi baterai tiga juta kendaraan. Semua ini berjalan," ucapnya.
Baca juga: Luhut Tak Ingin Mengekor Kesalahan Negara Maju soal Krisis Iklim |
Mulai 2023, lanjut Luhut, pemerintah telah meminta Hyundai, produsen kendaraan listrik untuk semakin masif memproduksi dan menyiapkan kendaraan-kendaraan listrik untuk kebutuhan Indonesia.
"Kami juga dorong Hyundai yang akan memproduksi 12 ribu mobil di sini tahun depan, jauh lebih besar dari yang kita butuhkan," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut juga pernah menegaskan pada 2023 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus sudah menyiapkan anggaran pengadaan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas.
"Tahun depan semua procurement untuk semua kendaraan itu harus masuk di kendaraan listrik, no more combustion car," kata Luhut, dalam BNI Investor Daily 2022.
Menurut Luhut penggunaan kendaraan listrik sudah dilakukan saat ini. Namun karena tahun anggaran akan segera berakhir, ia mengatakan, penerapannya akan secara penuh dilakukan pada tahun depan.
"Mulai dari sekarang sudah, tapi masih kecil kan. (2022) tinggal dua bulan, tapi tahun depan langsung diterapkan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News