Berdasarkan riset Bank Dunia dan McKinsey, Indonesia membutuhkan pekerja terkait big data hingga 9 juta orang untuk periode 2015-2030. Dengan kata lain, rata-rata SDM yang dibutuhkan mencapai 600 ribu per tahun.
CEO & Founder Refocus Education Project Roman Kumay Vyas mengatakan, banyaknya data yang bermunculan setiap tahun, jika diolah dengan tepat dapat mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan secara signifikan.
“Dapat disimpulkan, prospek pekerjaan dalam profesi ini sangat menjanjikan. profesi ini dibutuhkan di semua bidang, perbankan, teknologi, kesehatan, transportasi, asuransi, dan lainnya,” ujarnya.
Roman mengungkapkan, gaji untuk data analyst junior sangat menjanjikan, mulai dari Rp4 juta - Rp10 juta, disusul untuk level middle sekitar Rp6 juta - Rp13 juta, dan level senior berkisar antara Rp15 juta - Rp30 juta.
“Tapi sekolah atau perguruan tinggi khusus jurusan ini di Indonesia masih sangat kurang. Jobstreet memperkirakan lebih dari 2 ribu perusahaan di Indonesia membutuhkan data analyst,” katanya.
Roman mengungkapkan, dengan lalu lintas data yang tinggi saat ini, pihaknya percaya saat ini waktu terbaik bagi mereka yang memiliki hasrat untuk data buat mulai menjelajahi membangun karir sebagai analis data.
“Ini juga yang mendorong Refocus untuk menghadirkan kelas analis data selama 8 bulan,” kata Roman.
Refocus memungkinkan siswa memahami konsep dasar di bidang analisis data dengan cara yang mudah dalam waktu singkat.
“Kami sudah memiliki 4.600 siswa data analis di Filipina, di Indonesia hanya dalam beberapa bulan kelas dibuka sudah menjaring 640 siswa. Ini menunjukkan betapa tertariknya mahasiswa Indonesia untuk mempelajari lebih jauh tentang data analytics,” ujar Roman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id