RS Siloam. Foto : MI.
RS Siloam. Foto : MI.

Minim Dokter Spesialis, Negara Kehilangan Potensi Devisa Rp100 Triliun

Husen Miftahudin • 17 Oktober 2022 14:38
Jakarta: Minimnya jumlah dokter spesialis di berbagai rumah sakit di Indonesia mendorong masyarakat untuk berobat ke luar negeri. Walhasil potensi devisa yang hampir mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp100 triliun per tahun malah dinikmati negara lain.
 
Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady mengatakan, secara kualitas dokter-dokter spesialis di Indonesia tidak kalah dan banyak yang melampaui koleganya di luar negeri, karena terbiasa menghadapi persoalan kesehatan yang lebih kompleks dan berat di dalam negeri.
 
"Hanya saja, keberadaan dokter-dokter spesialis masih berpusat di Jakarta. Semakin jauh dari kota besar, kualitas dan jumlah dokter semakin berkurang," tutur John dalam keterangan resminya, Senin, 17 Oktober 2022.

Ia juga mendukung kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas fenomena banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri. Pasalnya, masyarakat kelas atas cenderung berobat ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang lantaran kurang mengapresiasi keberadaan rumah sakit dan layanan kesehatan di dalam negeri.
 
"Karena masyarakat memandang di dalam negeri, entah rumah sakitnya, entah tenaga kesehatan, dan alat kesehatannya belum siap atau lebih baik berobat ke luar daripada di dalam negeri," ujarnya.
 
John mengungkapkan, saat ini jumlah dokter hanya sekitar 81.011 orang, dengan persebaran terbanyak di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek. Rasio itu hanya mencapai 0,3 per 1.000 orang.
 
"Lemahnya industri kesehatan di Indonesia, justru telah menguntungkan negara-negara tetangga yang memiliki industri jasa kesehatan lebih maju. Persoalannya, dari sisi suplai layanan kesehatan secara nasional dinilai sangat kurang, terutama dari segi kuantitas, Indonesia hanya memiliki rasio ranjang 1,33 per 1.000 orang," tambahnya.
 
Baca juga: Masi Banyak Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Hati-hati!

 
Padahal, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Apalagi, terdapat kebutuhan yang meningkat seiring antisipasi merebaknya wabah di masa depan maupun pertumbuhan pendapatan masyarakat. Indonesia memiliki pasar yang besar untuk industri kesehatan, sementara itu sekitar 600 ribu masyarakat Indonesia pergi keluar negeri.
 
"Ke depan tren masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat. Bahkan hidup sehat sekarang sudah menjadi gaya hidup," kata John.
 
Hal inilah yang membuat Lippo Group berinvestasi di sektor kesehatan dengan pendirian RS Siloam di Lippo Karawaci pada 1992. Siloam bahkan bekerja sama dengan Gleneagle Hospital Singapore dan mendapatkan akreditasi Joint Commission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar layanan kesehatan berkelas internasional.
 
Untuk itulah, Siloam banyak menempatkan dokter-dokter spesialis di daerah dan meningkatkan kualitasnya menjadi standar internasional, seperti Siloam Labuan Bajo International Medical Centre (LIMC) misalnya.
 
"Agar dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat setempat dan para wisatawan mancanegara untuk mendukung pemulihan pariwisata dan mendongkrak jumlah wisatawan ke Labuan Bajo pada masa mendatang," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan