Pernyataan tersebut untuk menjawab isu yang menganggap bahwa Indonesia kalah saing dengan India. Sebelumnya, perusahaan milik Elon Musk itu memilih Bangalore, India, untuk mendirikan unit manufaktur mobil listrik di luar wilayah AS.
"Kita tidak pernah berbicara (khusus terkait) pabrik mobil," kata Luhut dalam economic outlook, Jakarta, Kamis, 25 Februari 2021.
Luhut pun membeberkan enam sektor kerja sama investasi yang ditawarkan pemerintah pada Tesla. Antara lain mobil, starlink, launching pad, hypersonic, baterai lithium, dan stabilizer energy. Namun tawaran tersebut belum final alias dalam tahap pembicaraan.
"Sampai saat ini kami masih bicara," tutur dia.
Lagi pula, lanjut Luhut, pembangunan pabrik mobil Tesla di India pun belum terealisasi dan masih berupa rencana. Oleh karena itu, ia tidak mau ambil pusing mengomentari isu yang belum terbukti.
"Jadi tidak ada sebenarnya (orang ribut-ribut soal) mobil Tesla di India, karena itu kan 2025," jelas Luhut.
Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar sebelumnya mengungkapkan ada beberapa alasan Tesla memprioritaskan India dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Salah satunya ekosistem IT dan pangsa pasar yang baik.
India tercatat sebagai negara dengan penjualan mobil keempat terbesar di dunia, setelah Tiongkok, AS dan Jepang. Untuk alasan berikutnya, tenaga kerja di India lebih murah dibandingkan Israel, sebagai negara saingan dalam investasi kendaraan listrik. Lalu negara Bollywood juga siap membangun ekosistem IT seperti di Silicon Valley, AS.
"Biaya hidup di Bangalore bahkan lebih rendah dari Jakarta. Keputusan investasi Tesla yang memilih India tentu bisa menjadi pembelajaran. Bahwa seluruh negara kini terus berlomba memberikan daya tarik kepada investor," imbuh Komisaris Utama PGN itu dikutip dari Mediaindonesia.com, Rabu, 24 Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id