Namun, pengembangan nuklir dalam sektor kelistrikan masih menjadi pilihan terakhir lantaran dikategorikan dalam energi baru.
"Kita sudah meng-consider. Kita juga sudah kedatangan banyak proposal dari luar negeri, dari negara-negara lain yang menawarkan ke kita agar kita bangun PLTN," kata Rida dalam sebuah webinar, Kamis, 15 Oktober 2020.
Rida menjelaskan dari survei yang dilakukan bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), masih banyak masyarakat yang menolak pembangunan pembangkit nuklir. Dari 70 persen masyarakat yang setuju pembangunan PLTN, pemerintah tetap harus mempertimbangkan 30 persen yang keberatan.
Menurutnya, pembangkit nuklir sudah lama digunakan di sektor kesehatan, pertanian maupun perkebunan. Sayangnya pemikiran masyarakat mengenai nuklir berkorelasi dengan bom atom yang terjadi di Hiroshima. Hal ini membuat masyarakat khawatir akan terjadi hal yang sama di Indonesia.
"Kalau untuk pembangkit listrik orang masih cenderung mengasosiasikan nuklir sebagai bom. Itu yang membuat sebagian masyarakat masih resisten menolak," jelas Rida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News