Ilustrasi. Foto: MI/Arya Manggala
Ilustrasi. Foto: MI/Arya Manggala

PHRI: Sektor Pariwisata Tak akan Pulih Jika Pandemi Tidak Tertangani

Annisa ayu artanti • 15 Juli 2021 13:23
Jakarta: Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai sektor pariwisata tidak akan pulih jika pandemi tidak tertangani dengan baik.
 
Hariyadi mengatakan, selama ini penanganan pandemi belum optimal, sehingga ketika terjadi lonjakan kasus pasti sektor pariwisata langsung terkena imbasnya.
 
"Jadi begitu ada PPKM pariwisatanya ya memang langsung hilang, tidak ada demand," kata Hariyadi dalam acara Investor Daily Summit 2021, Kamis, 15 Juli 2021.

Ia menjelaskan, industri pariwisata itu berbicara tentang pergerakan manusia yang menginginkan pengalaman baru atau experience dengan segala sensasinya. Tanpa ada pergerakan manusia, maka tidak ada permintaan atau demand dari usaha pariwisata.
 
Menurutnya, saat ini terdapat empat masalah utama yang dihadapi sektor pariwisata ketika pandemi tidak kunjung teratasi.
 
Pertama, regulasi pembatasan pergerakan wisatawan karena penyebaran covid-19 yang terus meningkat. Ketika ada peningkatan kasus pemerintah langsung melakukan pembatasan. Hal itu berdampak kepada sektor pariwisata yang tengah melakukan pemulihan.
 
"Apapun setiap mau naik (kasus covid) itu terjadi pembatasan. Ini sudah kalau tidak salah hitung sudah 11 kali dari mulai PSBB. Begitu kamar rumah sakit penuh langsung diketatkan," jelasnya.
 
Kedua adalah kekhawatiran masyarakat atas risiko penularan. Meski sudah diregulasi, menurutnya, kekhawatirannya juga semakin tinggi.
 
Ketiga konektivitas yang terbatas. Peningkatan kasus dan pembatasan aktivitas membuat akses bepergian berkurang. Pengusaha transportasi pun mengurangi armada menyikapi kebijakan tersebut. Hal itu juga memberi dampaknya ke kinerja sektor pariwisata.
 
"Sekarang ini otomatis begitu terjadi pembatasan semua connectivity itu menjadi turun semuanya," sebutnya.
 
Terakhir mengenai biaya perjalanan yang lebih mahal. Di masa pandemi masyarakat lebih menimbang pengeluarannya untuk bepergian. Sebab, untuk berpergian harus mengeluarkan anggaran lebih untuk karantina, tiket pesawat yang lebih mahal, tes covid-19, asuransi, dan sebagainya.
 
"Jadi masalahnya itu justru adalah pandemi itu sendiri," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan