Pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Medcom.id/Zaenal Arifin
Pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Medcom.id/Zaenal Arifin

Pemerintah Diminta Respons Ancaman Mogok Pedagang Daging

Al Abrar • 25 Februari 2022 16:18
Jakarta: Pemerintah diminta merespons cepat rencana aksi mogok penjual daging selama sepekan pada Senin, 28 Februari 2022. Para penjual daging berencana protes karena melambungnya harga daging.
 
"Aksi mogok adalah bagian dari partisipasi politik rakyat, dalam mengekspresikan aspirasinya, dan ini dijamin konstitusi. Dalam setiap aksi selalu muncul frasa “agar pemerintah tanggap”, artinya para pedagang ini memberi masukan pada pemerintah," kata Sekretaris Dewan Pakar Seknas Jokowi, Todotua Pasaribu dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 25 Februari 2022.
 
Todotua mengatakan, jika pemerintah tak segera merespons rencana aksi tersebut, maka sejumlah pedagang lain akan terdampak. Belum lagi pedagang kuliner tradisional lain, seperti soto, rawon, sate maranggi, coto makassar, dan lain-lain. 

"Pemogokan pelaku usaha komoditas pangan seolah seperti disrupsi," kata Todotua.
 
Baca: 28 Februari, Pedagang Daging Sapi Jabodetabek Berencana Mogok Jualan
 
Data yang diterima Todotua, harga daging sapi naik dari kisaran Rp115 ribu hingga Rp125 ribu per kilogram (kg), sekarang menjadi Rp 160 ribu per kg. Menurutnya dengan harga selevel itu, tak ada konsumen yang mau beli, sehingga percuma saja bila tetap dijual, pedagang akan merugi rugi bahkan sekadar kembali modal pun tidak.
 
Todotua meminta, pemerintah segera membenahi dan menata kembali kebijakan di sektor pangan, agar aksi pemogokan-aksi pemogokan pelaku usaha tidak terulang kembali, dengan alasan yang sama, pedagang daging juga mogok setahun lalu (Januari 2021).
 
"Daging misalnya, walaupun harganya relatif mahal bagi rakyat kebanyakan, namun kalau sampai hilang di pasaran sekian hari, masyarakat akan cemas juga," katanya.
 
Menurutnya, pangan yang berkualitas tetap harus tersedia dan dapat diakses masyarakat. Sebab terkait kebutuhan gizi generasi baru. 
 
"Sesulit apa pun menurunkan harga daging, tetap harus ada tindakan. Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah, adalah mengatasi kenaikan harga daging dengan penetrasi pasar, kemudian memeriksa juga kondisi di hulu, yaitu para importir daging. Produksi daging sapi lokal masih jauh untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri."
 
"Kita percaya akan segera ada win-win solution, agar pelaku usaha bisa kembali melanjutkan ikhtiarnya, dan warga tidak bingung mencari bahan pangan yang dibutuhkan," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan