Peningkatan kualitas lingkungan diwujudkan dengan inovasi program berkelanjutan yang diintegrasikan dengan hasil kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave, yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan.
"Ini membuktikan Pupuk Kaltim terus maju dengan mengedepankan lingkungan sebagai ujung tombak keberlanjutan industri," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam siaran persnya, Rabu, 29 Desember 2021.
Rahmad menyatakan pihaknya akan terus meningkatkan performa kinerja lingkungan yang selama ini berjalan, di antaranya efisiensi energi dan air, penurunan emisi, program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) limbah B3 dan limbah non-B3, hingga perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem perairan.
Berbagai aksi tersebut ditingkatkan setiap tahun, seperti reintroduksi ribuan anggrek hitam sebagai tanaman endemik Kalimantan ke Taman Nasional Kutai (TNK) sejak 2018, pembibitan 12.556 tanaman langka, konservasi rusa sambar, penanaman ratusan ribu mangrove, hingga penurunan 500 terumbu buatan setiap tahun di area konservasi perusahaan.
Tercatat, hingga 2021 Pupuk Kaltim telah menurunkan 4.822 terumbu buatan, melalui pemberdayaan kelompok nelayan di Kelurahan Loktuan, Bontang Utara, sebagai kawasan terdekat Perusahaan. Puluhan nelayan binaan juga dibekali berbagai kemampuan mulai dari transplantasi terumbu hingga sertifikasi menyelam, agar monitoring dan perawatan terumbu berjalan optimal.
Sementara untuk pengembangan budidaya mangrove, dilaksanakan melalui program Diversifikasi Mangrove dan Budidaya Kepiting (Server Mang Budi) di kawasan Telok Bangko Kelurahan Loktuan, yang tahun ini mencapai 183.167 bibit. Kawasan ini merupakan pengembangan area konservasi di perairan Kedindingan Kota Bontang, yang sebelumnya telah ditanami 152 ribu bibit pada kurun 2009-2015.
"Dari dua area konservasi tersebut, Pupuk Kaltim telah menanam sebanyak 335.167 bibit mangrove, dengan target minimal 25 ribu bibit per tahun," paparnya.
Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri KKP nomor 24 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kawasan Telok Bangko resmi menjadi destinasi wisata Kota Bontang. Beberapa jenis mangrove yang ditanam di area ini meliputi Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, dan Avicennia marina.
Program ini diikuti aspek pemberdayaan masyarakat, baik untuk pembibitan dan penanaman bibit oleh kelompok binaan maupun penjajakan peluang produk turunan seperti pembuatan sirup dan makanan ringan dari mangrove.
"Upaya tersebut sebagai wujud perlindungan dan pelestarian sumber daya alam yang dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinyu, mengingat pelestarian lingkungan menjadi tabungan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya bagi generasi penerus," tegas dia.
Pupuk Kaltim juga fokus terhadap peningkatan taraf hidup dan kemandirian masyarakat pada berbagai program, dengan mengangkat nilai budaya kearifan lokal yang diolah sebagai ciri khas dari keterpaduan sistem perekonomian kemasyarakatan berbasis people, profit, dan planet.
Pupuk Kaltim juga secara nyata dan signifikan memberikan dukungan terhadap pencapaian 17 indikator tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dibuktikan dengan diraihnya Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) dalam lima tahun terakhir.
"Tata kelola lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang lebih optimal akan terus menjadi komitmen Pupuk Kaltim, sehingga keseimbangan antara profit, people, dan planet sebagai salah satu misi perusahaan semakin maksimal dijalankan," tambah Rahmad.
Atas komitmen tersebut, Pupuk Kaltim kembali meraih penghargaan Proper Nasional Peringkat Emas kelima kalinya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan diterima Rahmad Pribadi dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News