Ekonom Universitas Padjajaran, Yayan Styaki, menilai kebijakan pemerintah yang tergesa-gesa itu tidak profesional. Dia menyoroti kurangnya perencanaan energi yang baik dan masalah stok batu bara di Indonesia.
Padahal, kata Yayan, data tersebut merupakan landasan penting untuk membuat prediksi dan kebijakan yang tepat. “Kurangnya perencanaan yang baik itu antara perencanaan energi dan kebutuhan stock filing,” ujar Yayan dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 4 Januari 2022.
Yayan menegaskan investasi dan stok batu bara seharusnya diperhitungkan pemerintah dengan baik. Selain itu, revisi data tersebut semestinya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
“Mungkin (keterlambatan perhitungan) ini disebabkan oleh adanya disrupsi yang mendadak,” sambung Yayan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pemberlakukan kebijakan larangan ekspor batu bara guna memenuhi pasokan kebutuhan listrik dalam negeri. Kepala Negara menyebut para pelaku usaha harus mematuhi mekanisme domestic market oblogation (DMO).
Perusahaan yang melanggar akan mendapat sanksi tegas, bahkan bisa dicabut izin usahanya. (Nurisma Rahmatika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News