Pengeboran sumur eksplorasi tersebut memiliki objektif utama di Batugamping Formasi Kujung.
"SKK (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi) Migas dan Pertamina EP saat ini masih melakukan evaluasi dan tes untuk mengetahui nilai kandungan gas dari lokasi tersebut,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal, dilansir dari Antara, Senin, 24 Oktober 2022.
Dia menyatakan pihaknya masih memantau volume aliran gas dan pembersihan lokasi pemboran. Menurut dia, temuan cadangan itu merupakan kolaborasi semua pihak untuk terus berkomitmen melakukan eksplorasi guna meningkatkan produksi migas nasional.
Baca: Badan Pangan Nasional: Indonesia Masih Jauh dari Krisis Pangan! |
"SKK Migas dan KKKS terus melakukan eksplorasi secara masif, agresif, dan efisien untuk mengejar target satu juta barel minyak dan 12 BSCFD gas di 2030,” ungkap dia.
Tajak Sumur Eksplorasi Kolibri (KOL)-001 dimulai sejak 3 Juli 2022 dan mencapai kedalaman 2592 FTMD pada 2 Oktober 2022, hingga menemukan indikasi hirokarbon gas. Sejak Sabtu, 22 Oktober, para pekerja divisi operasi Pertamina EP di bawah pengawasan SKK Migas masih melakukan pemantauan keseimbangan gas yang keluar dari sumur eksplorasi.
Sementara itu, hasil positif dari validasi sumber daya minyak dan gas juga terjadi di wilayah kerja PHE ONWJ yang merupakan Regional 2 Bekasi Jawa Barat.
Berdasarkan hasil validasi Sumur GQX-1, sumber daya secara kluster GQ-GQS-GQX mencapai 106.8 juta Barrel of Oil Equivalent (BOE). "Temuan antara 100–500 juta masuk dalam kategori penemuan very large atau big fish, setara dengan kurang lebih temuan (Sumur) Hidayah oleh petronas yang sekarang sudah memasuki Plan of Development (POD)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News