Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, motor listrik akan jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan motor jenis bahan bakar minyak (BBM) biasa.
"Sudah banyak, hitung-hitungan yang menunjukkan bahwa motor listrik jauh lebih hemat dari motor biasa. Ini kebijakan bagus untuk masyarakat. Pengeluaran BBM bisa ditekan untuk penggunaan lain," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Maret 2023.
Kebijakan tersebut, lanjut Abra, juga mampu memberikan efek positif terhadap serapan listrik masyarakat. "Pasalnya sampai pada 2022 energi listrik oversupply tujuh gigawatt (GW)," papar dia.
Jika dihitung pemakaian 2,2 KWh per hari untuk 250 ribu kendaraan bermotor listrik, akan memperoleh hasil sekitar 165 MWh listrik per tahun yang akan terserap. "Itu dihitung pemakaian rutin motor listrik rata-rata 25 hari," jelas Abra.
Baca juga: Motor Listrik Disubsidi Pemerintah, 1 Unit per KTP |
Butuh dukungan kebijakan secara holistik
Namun demikian, tambah Abra, sangat diperlukan kebijakan holistik untuk menunjang keberhasilan program tersebut. "Harus ada kebijakan nonfiskal yang menyertai itu," tegasnya.
"Misalnya dengan penjaminan kualitas baterai, peningkatan jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), hingga penyediaan keistimewaan parkir motor listrik di sejumlah tempat," tambah Abra.
Kebijakan tersebut, paparnya, harus diberikan kepada golongan masyarakat yang tepat. "Jangan sampai itu menjadi kebijakan ompong atau justru tidak terserap," katanya.
Dengan adanya perpaduan instrumen kebijakan fiskal dan nonfiskal tersebut, paparnya, muncul keyakinan bahwa negara hadir dalam mengurangi emisi karbon karbon guna mencapai Net Zero Emission pada 2060.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News