Pertengahan tahun 2023 ini, Bansos Sembako dan PKH memasuki tahap kedua. Salah satu wilayah di mana Kantorpos juga melakukan penyaluran bansos Sembako dan PKH, yaitu Bandung, Jawa Barat.
Pada penyaluran tahap pertama, Bansos Sembako dan PKH di Bandung telah tersalurkan kepada 14.800 Keluarga Kenerima Manfaat (KPM), atau sekitar 95 persen. Sementara Bansos tahap kedua telah tersalurkan ke 16 ribu KPM, atau 92 persen.
Ketua Satgas KCU Bandung, Egia Rizky Priangga, memastikan penyaluran bansos tahap kedua masih berjalan menyelesaikan penyaluran pada penambahan alokasi KPM yang belum menerima. Ia yakin alokasi jumlah KPM ini, masih akan tetap naik atau ada penambahan alokasi.
"Angka ini masih akan tetap naik karena masih dalam masa penyaluran. Jadi ada teman-teman kami yang masih melakukan penyaluran door to door, masih membayarkan secara komunitas baik di Kantorpos maupun di kecamatan," ujar Egia.

Ketua Satgas KCU Bandung, Egia Rizky Priangga. (Foto: Dok. Renjana Pictures/Febri)
Terkait penyaluran tahap I yang tak menyentuh angka 100 persen, dijelaskan Egia bahwa terdapat kendala adanya KPM yang tidak memenuhi syarat.
"Jadi tetap masih ada sisa (KPM yang belum menerima Bansos). Namun, ini kami sudah laporkan juga kepada Dinas Sosial, aparat-aparat setempat, dan kami dapat hasil yang memang tidak bisa dibayarkan kembali," katanya.
Dalam menyalurkan Bansos Sembako dan PKH, Pos Indonesia menggunakan tiga metode yaitu pencairan langsung di Kantorpos, penyaluran di komunitas, dan metode pengantaran ke tempat tinggal KPM alias door to door.
"Pertama pola secara komunitas baik itu di lingkup desa atau kecamatan. Kedua pola secara door to door. Pola ini kami terapkan khusus untuk lansia ini atau pun bagi yang sakit, atau pun penanganan-penanganan tertentu bisa kami lakukan secara door to door. Ketiga, kami membuat seluruh Kantorpos sebagai outlet pembayaran bansos. Tiga cara ini bisa lebih mendekatkan dan juga lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat," tuturnya.
Selain menerapkan ketiga metode tersebut, Pos Indonesia juga menggunakan teknologi dalam penyaluran Bansos Sembako dan PKH, yakni penggunaan aplikasi Pos Giro Cash (PGC). Dalam aplikasi tersebut, terdapat teknologi face recognition dan geotagging.
"Untuk metode penyaluran kali ini, kami memang selalu memakai aplikasi PGC namanya. Ini teknologi terkini karena bisa melihat dari face recognition, juga geotagging secara real time bisa terlihat," kata Egia.

Executive General Manager Pos Indonesia Arif Yudha. (Foto: Dok. Renjana Pictures/Febri)
Sementara itu, Executive General Manager Pos Indonesia Arif Yudha menjelaskan mekanisme yang harus dilakukan KPM saat menerima bansos, terutama untuk yang melakukan pencairan langsung di Kantorpos. Pertama, penerima akan diminta melakukan pencocokan data dengan menunjukkan surat undangan dan KTP.
"Pada saat KPM itu datang atau mencairkan, mereka akan kami tanya undangannya sama KTP-nya. Di situ akan dilihat datanya, kami akan cocokkan baik data fisik secara KTP maupun apakah dia satu keluarga atau pengambilnya sendiri dari satu KPM," kata Arif.
"Pada saat sudah cocok, kami bayarkan kita scan barcode yang ada di undangan. Kemudian kami foto penerima KPM, masuk di aplikasi PGC, kemudian kami bayarkan," tambahnya.
Setelah menyalurkan bansos, Pos Indonesia akan mengembalikan surat undangan kepada KPM. Hal ini dilakukan sebagai bukti KPM menerima bansos.
"Karena itu memang sebagai bentuk tanggung jawab kami bahwa di undangan itu ada besar uang yang dia akan terima, sebagai bukti pemberitahuan maupun besar uang yang akan dia terima sehingga masyarakat bisa meng-cross check berapa yang diterima," papar Arif.

(Foto: Dok. Renjana Pictures/Febri)
Pada kesempatan itu, Arif mengungkapkan rasa syukur lantaran Pos Indonesia kembali menyalurkan Bansos Sembako dan PKH pada tahun ini, terutama di Bandung. Ia pun berjanji akan terus meningkatkan pelayanan dalam penyaluran bantuan ini.
"Kami melakukan evaluasi apa yang sudah kami lakukan di tahap sebelumnya, apa yang kurang ataupun yang belum pas, terutama di penjadwalan dan tingkat kedatangan dari masyarakat baik melalui komunitas maupun lewat Kantorpos, kami evaluasi sehingga harapannya ke depannya bisa lebih cepat penyalurannya, kemudian tepat sasaran, dan tentu akuntabel karena berdasarkan sistem dan sistem pembayaran yang terekam dengan baik," kata Arif.
Uang Bansos Sembako dan PKH Bantu Kebutuhan Pokok KPM
Di antara belasan ribu warga Bandung yang mendapat bansos Sembako dan PKH adalah Ai Oneng. Warga yang tinggal di Kelurahan Cipedes ini sangat bersyukur karena mendapat bantuan.
Ai Oneng mengaku bantuan sebesar Rp825 ribu yang diterimanya sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ia akan membagi dananya untuk membayar sewa tempat tinggalnya dan terutama untuk makan lima anaknya.
"Saya dapat bantuan dari bansosnya sebesar Rp825 ribu. Karena saya tinggal di kontrakan, sebagian saya gunakan untuk bayar kontrakan, sebagian dipakai untuk sekolah, sebagian untuk makan anak saya," kata Oneng.

KPM asal Kelurahan Cipedes, Bandung, Ai Oneng. (Foto: Dok. Renjana Pictures/Febri)
Ai Oneng mengaku tidak mengalami kesulitan ketika mendapatkan Bansos ini. Tidak susah prosesnya, dan cepat. "Tidak ada potongan dan dipermudah prosesnya," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News