Dikutip dari Blog Modal Rakyat, istilah ritel di Indonesia lebih umum diketahui oleh masyarakat dengan nama eceran. Dalam menjual produk yang didapatkannya dari produsen atau penjual grosir, retailer atau lebih dikenal dengan nama pengecer menjual kembali barang tersebut dalam jumlah yang lebih kecil atau umumnya satuan.
Apabila diurutkan, maka rantai pasokan sebuah produk terdiri dari produsen, pedagang grosir, peritel (pengecer), dan konsumen. Menjual ke konsumen secara langsung adalah ciri utama dari ritel.
Karakteristik ritel
Bisnis ritel memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan bisnis pada rantai tingkat ekonomi yang lain. Seorang pedagang pengecer yang menjual kepada seseorang yang akan menjual kembali produk tersebut tidak dapat dikatakan sebagai bisnis ritel meskipun dibeli dalam jumlah satuan. Berikut beberapa bisnis ritel:
1. Produk yang dijual dalam satuan kecil
Jual beli yang dilakukan oleh pengecer dan konsumen pada konsep bisnis ritel adalah dalam satuan kecil. Satuan yang dimaksud bisa berupa per biji atau per bungkus.2. Pembeli merupakan konsumen atau rantai akhir penyebaran produk
Syarat yang mencirikan sebuah perniagaan merupakan perniagaan ritel adalah hadirnya konsumen sebagai pembeli. Konsumen yang dimaksud akan membeli produk untuk digunakan pribadi. Oleh karena itu, pembelian yang dilakukan hanya dalam jumlah kecil atau satuan.Jenis-jenis ritel
Bisnis ritel dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis melihat berbagai faktor seperti produk, lokasi, hingga kepemilikan. Berikut ini adalah jenis jenis ritel yang dikenal secara umum.
1. Jenis ritel berdasarkan produk
Berdasarkan produk yang disediakan kepada konsumen, bisnis ritel dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu ritel barang atau product retailing dan ritel jasa atau service retailing.Jenis ritel berdasarkan kategori product retailing adalah departemen store (toko dengan 20 persennya berisi kebutuhan rumah tangga dan memiliki pegawai lebih dari 25 orang), speciality store (pengecer satu produk khusus, seperti kebutuhan bayi), catalogue showroom (memamerkan barang sekaligus menjualkan, seperti showroom mobil), dan makanan-obat.
Sedangkan jenis ritel berdasarkan kategori service retailing adalah non good service (jasa personal dalam bentuk non fisik), owned good service (jasa reparasi produk, seperti bengkel motor), dan rented goods service (penyewaan barang atau tempat dengan kelengkapan barang).
2. Jenis ritel berdasarkan lokasi
Meskipun pada konsep penjualannya akan melayani konsumen secara langsung, bisnis ritel dapat dibedakan berdasarkan lokasi penjualan tersebut dilakukan. Hal itu umumnya karena akan mempengaruhi karakteristik khas dari tempat ritel.Berdasarkan lokasinya, bisnis ritel dibagi menjadi tiga jenis, yaitu downtown central business district (tempat khusus sebagai pusat ritel), shopping center (toko ritel yang bergabung dengan bangunan lain non ritel), serta trip development (toko ritel yang tidak bergabung dengan bangunan atau ruangan dengan kegunaan lain).
3. Jenis ritel berdasarkan pemilik
Meskipun mengantarkan produk hingga ke tangan konsumen secara langsung, tetapi bisnis ritel tidak hanya dilakukan oleh perseorangan. Dalam skala yang lebih besar, bisnis ritel dapat dimiliki oleh korporasi.Berbagai jenis ritel berdasarkan pemiliknya yakni independent retail firm, atau pemilikan detail secara pribadi tanpa afiliasi; franchising, atau ritel yang yang dimiliki secara pribadi tetapi merupakan pengembangan dari perusahaan; dan corporate chain, atau kepemilikan ritel oleh kelompok usaha dalam bentuk manajemen bersama maupun saham.
Baca juga: Begini Cara Perusahaan Bikin Belanja Online Gak Lesu usai Lebaran |
Inspirasi bisnis ritel yang menguntungkan
Bisnis ritel memiliki potensi yang besar mengingat pasarnya adalah konsumen perorangan yang terus bertumbuh setiap waktu. Konsumen ini pulalah yang menentukan tren bisnis ritel mana yang sedang diminati dan punya potensi paling menggiurkan.
Berikut adalah beberapa inspirasi bisnis ritel yang berpotensi mendatangkan keuntungan yang besar bila digarap dengan baik secara maksimal, dikutip dari artikel HSBC.
1. Kedai kopi
Menjamurnya kedai-kedai kopi di hampir setiap kota di Indonesia menjadi indikator bisnis ini sangat potensial. Tak masalah apakah itu usaha kedai kopi kecil hingga kedai kopi waralaba, kebutuhan konsumen akan kopi sebagai bagian dari gaya hidup membuat bisnis ritel yang satu ini bisa dipertimbangkan.2. Ritel online
Dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus tumbuh, potensi berjualan barang atau jasa secara online pun makin menjanjikan. Bisnis ritel online mengandalkan interaksi penjual dan pembeli lewat antarmuka pengguna baik melalui komputer PC maupun smartphone. Bahkan, dengan modal yang sangat terbatas pun Anda bisa mulai berjualan dengan bergabung lewat marketplace besar yang banyak tersedia.3. Jasa laundry
Bisnis ritel jasa laundry waralaba punya potensi besar, khususnya di kota-kota besar Indonesia. Tak perlu ribet soal strategi dan sistemnya, sebab Anda tinggal mengikuti aturan yang disediakan waralaba tersebut.4. Bengkel
Kendaraan-kendaraan yang semakin banyak di jalanan membutuhkan perawatan, dan bengkel adalah jawabannya. Memang, kendala terbesar pada usaha bengkel adalah modal usahanya. Namun, Anda tak perlu khawatir karena terdapat banyak bank yang bisa memberikan dana bantuan modal yang bisa diangsur secara ringan.5. Klinik kecantikan
Ada banyak waralaba klinik kecantikan yang bisa Anda pilih. Biasanya, tiap klinik kecantikan juga memiliki produknya sendiri yang bisa dijual. Dengan demikian, potensi keuntungan Anda bisa berlipat ganda.6. Toko gadget
Bisnis ritel berjualan gadget juga punya potensi keuntungan yang sangat tinggi. Dengan diluncurkannya smartphone baru setiap tahunnya, konsumen tentu ingin berganti smartphone. Bisa dibilang, potensi keuntungannya rutin dan tidak akan ada habisnya.*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News