Pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo lantaran status Indonesia yang dapat berpotensi kembali menjadi negara berpenghasilan rendah pada tahun ini. Sebelumnya Bank Indonesia menginformasikan bahwa Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas.
Selain itu, ia mendorong pemerintah untuk dapat memperkuat kerangka makroekonomi, karena ketidakpastian ekonomi sebagai dampak dari pandemi covid-19 ini masih tinggi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik.
"Dan berimplikasi pada peningkatan pendapatan nasional bruto/PNB per kapita yang lebih tinggi," kata Bamsoet, sapaan akrabnya, seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa, 7 Juli 2020.
Kemudian, ia meminta pemerintah untuk melakukan transformasi guna mengatasi ketimpangan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa, dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan aspek di luar ekonomi, seperti faktor sosial maupun politik, yang menunjang pembangunan.
"Mendorong pemerintah dapat selalu siap dan menyusun strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai situasi yang berpotensi timbul, khususnya selama pandemi covid-19, karena perlu respons kebijakan yang cepat agar ekonomi Indonesia tidak terus semakin menurun," tukasnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap positif di kisaran 0,9-1,9 persen sepanjang 2020. Proyeksi tersebut memberi keyakinan bahwa Indonesia jauh dari titik resesi ekonomi.
"Memang too early tapi sudah menggambarkan kita tidak sedang menuju ke titik resesi seperti bagaimana yang dikhawatirkan banyak orang. Meskipun memang kita lihat di triwulan II proyeksi pertumbuhan kita bisa melemah," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.
Menurutnya indeks ekspektasi ekonomi yang dipengaruhi oleh future income dan future employment masyarakat masih berada di titik landai pada Mei 2020. Survei ini memberikan harapan bahwa angka per Mei 2020 relatif terhenti dan tidak akan turun pada periode berikutnya.
Kemudian volume perdagangan global pada Mei 2020 juga tercatat cukup melandai dari perkiraan awal. Hal ini dipicu oleh pembukaan perdagangan di Tiongkok yang berdampak positif bagi kinerja perdagangan Indonesia.
"Ekspor kita pada Mei menunjukkan perbaikan meskipun pada pertumbuhan negatif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News