Ilustrasi pinjaman online. Foto: Medcom.id
Ilustrasi pinjaman online. Foto: Medcom.id

Jangan Tergiur Ajakan Galbay, IARFC Indonesia Ungkap Bahayanya untuk Masa Depan Finansial

Annisa ayu artanti • 07 Oktober 2025 13:00
Jakarta: Fenomena gagal bayar (galbay) dalam layanan fintech lending atau Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) makin marak belakangan ini.
 
Ironisnya, banyak konten di media sosial yang menormalisasi bahkan mendorong masyarakat untuk ikut galbay. Padahal, dampaknya tidak main-main. Mulai dari risiko hukum, reputasi yang rusak, hingga hilangnya akses ke layanan keuangan formal di masa depan.
 
Melihat kondisi tersebut, International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia menggelar forum diskusi bersama media bertajuk “Generasi Anti Galbay: Finansial Sehat, Masa Depan Hebat”.

Forum ini mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih bijak mengelola keuangan sekaligus melawan informasi menyesatkan tentang galbay yang beredar luas di media sosial.

Literasi keuangan jadi kunci

Executive Vice President IARFC Indonesia, Bareyn Mochaddin, menegaskan pentingnya edukasi untuk mencegah masyarakat terjebak perilaku galbay. Dia juga mengungkapkan saat ini masih ada kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan yang membuat masyarakat lebih rentan terjebak dalam keputusan finansial yang merugikan.
 
Oleh karena itu, edukasi merupakan kunci penting untuk mencegah masyarakat dari perilaku galbay, diperkuat dengan peran strategis media untuk tidak hanya menyampaikan informasi secara benar, tetapi juga mendorong kesadaran kolektif masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola keuangan.
 
Baca juga: Sektor Fintech Lending Harus Kawal Kualitas Kredit

Data OJK dan BPS pada 2025 menunjukkan indeks literasi keuangan berada di angka 66,46 persen  sedangkan inklusi keuangan sudah mencapai 80,51 persen. Artinya, meski akses layanan keuangan makin luas, pemahaman masyarakat dalam mengelolanya masih tertinggal. Celah ini membuka ruang bagi narasi menyesatkan, termasuk ajakan galbay.
 
"“Inisiatif ini menjadi langkah nyata dari IARFC Indonesia untuk menumbuhkan budaya keuangan yang lebih kuat, berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan generasi muda Indonesia yang lebih hebat,” ungkap Bareyn dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Oktober 2025.

Galbay bukan solusi, justru masalah baru

Pendiri IARFC Indonesia sekaligus Perencana Keuangan Senior, Aidil Akbar Madjid, menekankan galbay bukan jalan keluar, melainkan sumber masalah baru.
 
Fenomena galbay ini muncul karena kombinasi sejumlah faktor seperti kurang memadainya pemahaman masyarakat dan pengaruh narasi menyesatkan yang banyak beredar di media sosial. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang menganggap galbay sebagai jalan pintas tanpa risiko untuk menghindari kewajiban finansial, padahal tindakan tersebut menjerumuskan individu pada masalah yang lebih berat.
 
“Mereka yang gagal bayar berisiko menghadapi konsekuensi hukum, baik tuntutan perdata hingga ancaman pidana. Dari sisi finansial, nama mereka tercatat memiliki riwayat kredit buruk dan akses ke layanan keuangan formal akan tertutup. Selain itu, tekanan psikologis, terganggunya hubungan keluarga, hingga dampak pada pekerjaan dan lingkungan sosial juga tidak bisa dihindari. Jadi galbay bukan solusi, namun justru sumber masalah baru yang dapat menjadi beban jangka panjang dan menghambat berbagai kesempatan finansial di masa mendatang,” jelas Akbar.

Pentingnya skor kredit dan reputasi finansial

Senada, Aggi Nauval Guntur Surapati, CEO PT Cloudun Technology Indonesia, selaku Penyelenggara Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) yang terdaftar di OJK dengan nomor S-137/IK.01/2025 (14 Maret 2025), menekankan pentingnya menjaga skor kredit yang merupakan representasi dari reputasi finansial seseorang.
 
Skor ini akan menentukan sejauh mana masyarakat dapat mengakses berbagai layanan keuangan di masa depan, mulai dari kredit rumah, kendaraan, modal usaha, kartu kredit, dan pendanaan lainnya.
 
“Ketika seseorang memiliki riwayat kredit yang baik, peluang untuk mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan akan jauh lebih besar. Sebaliknya, catatan galbay akan menjadi penghalang serius yang bisa menutup kesempatan untuk memperoleh pembiayaan, bahkan ketika yang bersangkutan sebenarnya sudah dalam kondisi finansial yang lebih stabil,” ujar Aggi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan