"Ada potensi-potensi peluang bisnis, baik itu secara investasi maupun secara pengembangan industri wisata bahari di daerah," kata Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Iperindo di Kabupaten Lombok Barat, dikutip dari Antara, Jumat, 9 Desember 2022.
Ia mengatakan kemungkinan untuk mengembangkan industri maritim di NTB baik sektor hulu atau hilir karena di provinsi ini sudah ada beberapa pelabuhan dan kapal-kapal penyeberangan.
Sementara perusahaan galangan kapal yang ada di NTB, saat ini hanya dua dari 204 perusahaan anggota Iperindo yang tersebar di seluruh Indonesia, namun sebagian besar di Pulau Jawa, dan Batam, sisanya di Sumatra, Kalimantan, dan Sorong.
"Insyaallah jumlah anggota akan terus berkembang hingga 300 perusahaan," ujar Anita.
Ketua Dewan Pembina Iperindo Bambang Haryo menambahkan industri perkapalan adalah industri padat karya, padat modal, dan padat teknologi. Tentu pihaknya juga menginginkan agar efek ekonomi industri maritim berkembang di NTB.
NTB, kata dia, sebagian besar wilayahnya adalah kelautan dan kepulauan, yang membutuhkan kapal-kapal yang tidak hanya sebagai transportasi pariwisata dan sebagainya, tapi juga untuk perikanan.
"Perikanan di NTB luar biasa, lobster dan sebagainya ada di sini, sehingga perlu didukung dengan satu teknologi yang dimunculkan dari industri maritim yang dikembangkan oleh Iperindo," katanya.
Ia melihat NTB bisa dikembangkan sebagai daerah industri maritim karena memiliki potensi yang sangat strategis, berada di jalur strategis yakni Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), terutama pada ALKI II.
Jalur tersebut merupakan jalur pelayaran internasional yang banyak dilintasi kapal asing, mulai dari Selat Makassar, Laut Sulawesi, hingga Selat Lombok.
"Jadi kapal-kapal yang melintas di jalur pelayaran itu bisa singgah di NTB, jika sudah waktunya untuk pemeliharaan," ujar Bambang.
Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB H Wirawan Ahmad juga sangat mengharapkan NTB dipilih menjadi salah satu lokasi pengembangan industri perkapalan, baik di hulu maupun di hilir.
Sebagai bentuk dukungan, Pemprov NTB sudah punya Peraturan Gubernur tentang Kawasan Inkubasi, dimana pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mendukung pembukaan industri baru di NTB.
Selain itu Pemprov NTB juga punya membangun gedung Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) di lahan sekitar 25 hektare untuk mendukung program pengembangan industrialisasi.
"Kami komitmen untuk membantu investor dalam hal perizinan," kata Wirawan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News