Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Banyak Cuan, Hipmi Ingatkan Pengusaha Segera Jawab Program Hilirisasi-Digitalisasi-Ekonomi hijau

Antara • 26 September 2022 09:01
Manado: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bagas Adhadirgha mengingatkan pengusaha terkait program hilirisasi, digitalisasi, dan ekonomi hijau. Program tersebut perlu dijawab sebaik mungkin guna mendukung perekonomian.

"Kita harus menjawab program yang ditawarkan pemerintah ke depan yaitu hilirisasi, digitalisasi, dan ekonomi hijau," kata Bagas pada Rakerda, Diklatda, dan Forbisda BPD HIPMI Sulawesi Utara, dilansir dari Antara, Senin, 26 September 2022.
 
Menurut dia pusat investasi terbesar di Indonesia saat ini ada di Pulau Sulawesi yang sebelumnya ada di Pulau Jawa. "Saya cermati Sulawesi itu ternyata menjadi pusat dari saya sebutnya hilirisasi ekonomi hijau. Karena apa? Pemerintah kemarin tanggal 14 September 2022 mengeluarkan Perpres yang menyebutkan semua kendaraan dinas wajib menggunakan listrik," ujarnya.
 
Artinya, akan terjadi industrialisasi nikel besar-besaran karena nikel adalah bahan-bahan utama dari baterai. "Sebanyak 30 persen cadangan nikel dunia ada di Sulawesi ini, kita berada di tanah yang future-nya dunia. Saya kemarin habis dari Sulteng, saya kemarin habis dari Sulbar, itu semuanya isinya tambang," ujarnya.
Baca: Pemerintah Beri Perhatian Besar Demi UMKM Naik Kelas

Di Morowali, sebut dia, perputaran duit gaji karyawan akibat dari hilirisasi nikel perputarannya sekitar Rp300-400 miliar per bulan. "Itu gaji dari pekerjaan kasar nikel," katanya.

Bagas mengatakan, pekerja kasar (hard skill) membutuhkan sarana melepas penat, untuk sarana relaksasi, dan lain sebagainya. Menurut dia, Sulawesi Utara utamanya Manado ini adalah tempat paling tepat untuk melakukan pariwisata terbaik seluruh Sulawesi.

 
"Saya mau menantang Hipmi karena ini benar dan terjadi. Saya tanya waktu itu sama salah satu pejabat, ini orang-orang ke mana, kalau ini orang-orang mancing, ngafe, dan kadang-kadang pergi ke Makassar hanya untuk melepas penat mereka menghabiskan uangnya di situ," ujarnya.
 
Dari perputaran uang sebesar Rp300 miliar per bulan tersebut, berapa yang bisa ditarik Sulut? "Sulut secara geografis, secara antropologis saya merasa bahwa warga Sulawesi Utara khususnya Manado ini ramah terhadap turis-turis. Ini peluang," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan