Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengatakan produk DJawara terdiri dari tiga produk pangan hewani, yaitu daging sapi dengan nama DJawara Meat, DJawara Chicken untuk daging ayam dan DJawara Fish untuk ikan.
Raditya berharap DJawara segera dipasarkan dengan proses dan standar kualitas lebih baik dan dapat diterima masyarakat. Produk daging mentah ini memiliki spesifikasi yang berbeda baik dari segi jenis produk, kualitas, ukuran, variasi dan kemasan dari produk biasa.
Seperti DJawara Meat, Perumda Dharma Jaya menggunakan daging sapi kualitas terbaik. Produk yang disediakan, Primary Cut misalnya untuk kebutuhan daging steak berupa tenderloin dan sirloin, rendang berupa bagian paha serta ada bagian daging yang dibutuhkan untuk campuran bakso dan produk olahan lainnya.
Kemudian DJawara Chicken menyediakan produk daging ayam berupa karkas, bagian dada, paha dan sayap, baik itu tanpa tulang maupung dengan tulang.
"Untuk bisnis ikan harus ada sertifikat kelayakan pengolahan. Saat ini kami baru mengolah ikan kembung, nanti ada ikan tuna. Ikan diambil dari Maluku, yang potensi produksi sumber daya hewani lautnya sangat besar," ujar Raditya.
Raditya menargetkan pada tahun 2023 akan ada sebanyak 3.500 ton, dengan rincian Djawara Meat 1.500 ton, Djawara Chicken 1.500 ton dan Djawara Fish 500 ton.
Target tersebut akan ditingkatkan menjadi 16 ribu ton pada 2026. Rinciannya, DJawara Meat 6 ribu ton, DJawara Chicken 6 ribu ton dan Djawara Fish 4 ribu ton.
Raditya mengungkapkan, DJawara akan akan dipasarkan di enam channel distribusi, yaitu bulk sales (penjualan massal) seperti industri dan grosir; horeka (hotel, restoran, kafe dan katering), modern market (DJawara Swalayan) serta reseller, bazaar dan e-commerce.
"Harga produk DJawara masih dibahas, tergantung bahan baku dan jenis material kemasan yang dipakai," kata Raditya.
Produk DJawara akan diluncurkan pada bulan Agustus. Sebelum diluncurkan, Perumda Dharma Jaya melakukan branding produk di berbagai platform media sosial. Tidak hanya itu, merk DJawara sudah didaftarkan di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
Dongkrak Potensi Komersial
Raditya menerangkan, DJawara merupakan bagian dari akselerasi transformasi bisnis inti yang sedang dilakukan Perumda Dharma Jaya. Tahun ini, pihaknya akan melakukan transformasi bisnis inti menjadi empat Strategic Business Unit (SBU), yaitu SBU Hub Logistik, SBU Penggemukan Sapi dan Perdagangan, SBU Rumah Potong (RPH) dan SBU Swalayan Protein.
Dari empat transformasi bisnis inti tersebut, kata Raditya, Perumda Dharma Jaya fokus terhadap pelaksanaan bisnis hub logistik, yang di dalamnya ada dua sub hub, yaitu komersial dan penugasan.
Untuk Sub Hub Penugasan, jelas Raditya, perusahaannya sudah membuat produk pangan hewani berupa daging mentah dengan nama DJ Meat (daging sapi, daging ayam dan ikan).
Target produksi produk ini sebanyak 16.500 ton per tahun. Rinciannya, DJ Meat sebanyak 6.000 ton per tahun, DJ Chicken sebanyak 6.000 ton per tahun dan DJ Fish sebanyak 4.500 ton per tahun.
Sementara itu, Sub Hub Komersial merupakan bagian untuk menjadikan Perumda Dharma Jaya sebagai BUMD yang memiliki kekuatan menguasai bisnis rantai dingin (cold chain integration business). Salah satunya, dengan meluncurkan produk komersial DJawara Meat, DJawara Chicken dan Djawara Fish.
"Tujuan diluncurkannya DJawara kita mau rebranding produk. Tidak hanya itu, kita ingin mendongkrak penjualan komersial, agar pendapatan dari produk komersial semakin menggeliat," tegas Raditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News