Jakarta: Pemerintah meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara) sebagai sistem informasi terintegrasi yang mendorong transformasi digital industri minerba di Indonesia.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan sejak 2020 Kementerian Keuangan telah menginisiasi integrasi proses bisnis dan data antar kementerian/lembaga dalam angka pengawasan, peningkatan, pelayanan, dan optimalisasi penerimaan negara.
"Salah satu sektor strategis yang dikedepankan adalah sektor mineral dan batu bara yang kontribusinya terhadap PDB Indonesia di 2020 mencapai lebih dari Rp661 triliun," kata dia dalam video conference, Selasa, 8 Maret 2022.
Ia mengungkapkan, Simbara merupakan hasil sinergi antara Kemenkeu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Bank Indonesia (BI) dalam rangka mewujudkan pengelolaan mineral dan batu bara yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
"2020 pekerjaan sudah mulai dilakukan, integrasi difokuskan pada penjualan batubara ekspor dengan output antara lain ketertelusuran data batu bara dari hulu ke hilir, pengecekan validitas bukti bayar PNBP pada dokumen ekspor yang disampaikan melalui sistem Inatrade Kemendag dan ketersediaan alat analisis dalam pengawasan ekspor," ungkapnya.
Kemudian pada 2021, Simbara difokuskan pada penjualan batu bara domestik dan juga penjualan mineral lainnya dengan output antara lain, terkoneksinya sistem dan aliran data dengan Inaportnet di Kemenhub, pengecekan validitas bukti bayar PNBP untuk data pengapalan di sistem Inaportnet Kemenhub, dan tersedianya tools analisis untuk pengawasan penjualan domestik.
"Di tahun ini Simbara kembali kita kembangkan dengan mengintegrasikan data devisa hasil ekspor di Bank Indonesia ke dalam Simbara untuk mengawasi penjualan minerba ekspor dan meyakini bahwa devisa dari hasil penjualan ekspor mengalir kembali ke dalam negeri untuk memperkuat ekonomi Indonesia," pungkas dia.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan sejak 2020 Kementerian Keuangan telah menginisiasi integrasi proses bisnis dan data antar kementerian/lembaga dalam angka pengawasan, peningkatan, pelayanan, dan optimalisasi penerimaan negara.
"Salah satu sektor strategis yang dikedepankan adalah sektor mineral dan batu bara yang kontribusinya terhadap PDB Indonesia di 2020 mencapai lebih dari Rp661 triliun," kata dia dalam video conference, Selasa, 8 Maret 2022.
Ia mengungkapkan, Simbara merupakan hasil sinergi antara Kemenkeu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Bank Indonesia (BI) dalam rangka mewujudkan pengelolaan mineral dan batu bara yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
"2020 pekerjaan sudah mulai dilakukan, integrasi difokuskan pada penjualan batubara ekspor dengan output antara lain ketertelusuran data batu bara dari hulu ke hilir, pengecekan validitas bukti bayar PNBP pada dokumen ekspor yang disampaikan melalui sistem Inatrade Kemendag dan ketersediaan alat analisis dalam pengawasan ekspor," ungkapnya.
Kemudian pada 2021, Simbara difokuskan pada penjualan batu bara domestik dan juga penjualan mineral lainnya dengan output antara lain, terkoneksinya sistem dan aliran data dengan Inaportnet di Kemenhub, pengecekan validitas bukti bayar PNBP untuk data pengapalan di sistem Inaportnet Kemenhub, dan tersedianya tools analisis untuk pengawasan penjualan domestik.
"Di tahun ini Simbara kembali kita kembangkan dengan mengintegrasikan data devisa hasil ekspor di Bank Indonesia ke dalam Simbara untuk mengawasi penjualan minerba ekspor dan meyakini bahwa devisa dari hasil penjualan ekspor mengalir kembali ke dalam negeri untuk memperkuat ekonomi Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News