Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 2,37 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen.
"Komoditas yang dominan yang berpengaruh kepada penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani adalah kelapa sawit, karet, dan kelapa," kata dia dalam video conference, Kamis, 2 Juni 2022.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Pada Mei 2022, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar yakni 14,57 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi yaitu 1,02 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.
Selain itu, ia menambahkan, terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,53 persen pada Mei 2022 yang disebabkan oleh hampir seluruh kelompok pengeluaran.
"Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Mei 2022 sebesar 105,73 atau turun 2,68 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News