Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bioavtur J2.4 yang diproduksi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) unit Cilacap terbukti menunjukkan performa yang setara dengan bahan bakar avtur fosil.
Sejak 2014, Pertamina telah merintis penelitian dan pengembangan bioavtur melalui Unit Kilang Dumai dan Cilacap. Nicke menjelaskan bahwa performa bioavtur sudah optimal, perbedaan kinerjanya hanya 0,2-0,6 persen dari kinerja avtur fosil.
"Bioavtur J2.4 mengandung nabati 2,4 persen, ini merupakan pencapaian maksimal dengan teknologi katalis yang ada," ujar Nicke dalam keterangan resmi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Ia mengatakan PT KPI Unit Cilacap memiliki kapasitas teknis untuk mengembangkan bioavtur nasional. Hal tersebut tak lepas dari portofolio bisnis unit Kilang Cilacap yang merupakan produsen Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis aviation turbine terbesar di Indonesia, dengan angka produksi tertinggi 1.852 ribu barrel sepanjang 2020.
Dalam pengembangan bioavtur J2.4 terdapat dua tahapan penting dalam proses produksi oleh Pertamina, yaitu tahap awal pengembangan yang dikelola oleh PT KPI Unit Dumai melalui Distillate Hydrotreating Unit (DHDT). Tahap pertama ditandai dengan proses hydrodecarboxylation, yaitu target awalnya adalah produksi diesel biohidrokarbon dan bioavtur dalam skala laboratorium. Lalu tahap kedua ditandai dengan proses hydrodeoxygenation, yakni Pertamina telah berhasil memproduksi diesel biohidrokarbon yang lebih efisien.
Puncaknya, pada 2020, PT KPI Unit Dumai berhasil memproduksi Diesel Biohidrokarbon D-100 yang 100 persen berasal dari bahan baku nabati yaitu Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO adalah minyak kelapa sawit yang sudah melalui proses penyulingan guna menghilangkan asam lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau.
Tahap awal tersebut menjadi langkah penting pengembangan green product termasuk green diesel dan bioavtur. Di Unit Kilang Cilacap, pengembangan bioavtur dilakukan di dalam Treated Distillate Hydro Treating (TDHT).
Katalis merah putih untuk bioavtur diproduksi di fasilitas milik Clariant Kujang Catalyst di Cikampek, dengan supervisi langsung dari team Research Technology and Innovation (RTI) PT Pertamina. Melalui Unit Kilang Cilacap, bioavtur dihasilkan melalui bahan baku minyak inti kelapa sawit atau Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) dengan avtur fosil.
Kapasitas produksi Bioavtur di Unit Kilang Cilacap mencapai delapan ribu barel per hari (bph) dan akan terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan pasar mulai 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News