Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Foto: dok Kemenaker
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Foto: dok Kemenaker

Menaker Ajak Negara ASEAN Lindungi Pekerja Perempuan Selama Pandemi

Suci Sedya Utami • 31 Agustus 2021 14:01
Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk memberikan perhatian terhadap isu perlindungan perempuan di kawasan ASEAN, khususnya di masa pandemi covid-19.
 
Isu perlindungan perempuan, pemberdayaan perempuan, dan kesetaraan gender harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial dan ekonomi dari krisis covid-19, serta komitmen bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global (Sustainable Development Goals/SDGs) tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
 
"Ini suatu cara yang tepat untuk meningkatkan peran dan perlindungan angkatan kerja perempuan dalam mendukung pemulihan ekonomi selama masa pandemi," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dilansir dari laman resmi Kemnaker, Selasa, 31 Agustus 2021.

Hal ini disampaikan Ida sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalam menindaklanjuti lokakarya regional ASEAN peningkatan peran dan perlindungan perempuan angkatan kerja untuk mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemi.
 
Ida mengatakan, sebagai salah satu kelompok rentan di masa pandemi, peningkatan kesadaran tentang peran dan perlindungan perempuan sangat penting untuk menjadi perhatian stakeholders ketenagakerjaan.
 
Selain itu, perlu langkah-langkah peningkatan peran dan perlindungan angkatan kerja perempuan dalam pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN yang terdampak pandemi covid-19.
 
"Perlu adanya kerja sama antara negara anggota ASEAN dengan mitra sosial lainnya untuk meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit ASEAN terhadap pencapaian target SDGs terkait isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” tutur Ida.
 
Berdasarkan laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pekerja perempuan di kawasan Asia-Pasifik terdampak krisis secara tidak proporsional. Artinya, perempuan yang kehilangan pekerjaan lebih besar di daripada laki-laki.
 
Menurut ILO, sebanyak 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada 2019 di Asia dan Pasifik. Angka ini setara dengan 43,3 persen pekerjaan perempuan (dibandingkan dengan 37,6 persen untuk semua pekerja).
 
"Berbagai alasan menyebabkan kerugian bagi pekerja perempuan sebab sebagian besar perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis," jelas Ida.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan