Ilustrasi. MI/Ramdani
Ilustrasi. MI/Ramdani

BUMN Karya Didorong Manfaatkan Lembaga Pengelola Investasi

Antara • 28 September 2021 12:59
Jakarta: Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mendorong BUMN Karya agar sepenuhnya memanfaatkan adanya Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi.
 
Andre menjelaskan, dengan adanya INA, sekarang investor dapat memberi suntikan modal baru dengan tujuan pengelolaan aset domestik yang dianggap perlu dilakukan pembangunan, sehingga BUMN Karya tidak kesulitan lagi mencari modal.
 
"Apalagi kita tahu pemerintah sudah melakukan injeksi Rp15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp75 triliun (kepada INA). Dan kita juga tahu investasi di luar Indonesia seperti dari UEA dan juga negara timur tengah akan menyuntikkan USD10 miliar atau sekitar Rp144,71 triliun. Jadi ke depan Kementerian BUMN dan jajaran BUMN Karya bagaimana memanfaatkan betul potensi ini," jelas Andre, dilansir Antara, Selasa, 28 September 2021.

Ia mengemukakan bahwa INA adalah suatu lembaga investasi sui generis dan melakukan investasi dengan ko-investasi dengan mitra investor, baik dalam maupun luar negeri.
 
Politisi Fraksi Gerindra ini sangat menyayangkan kebijakan yang abai terhadap komitmen ketika memberikan penugasan kepada BUMN Karya, tetapi tidak dibarengi dukungan regulasi atau dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN).
 
Ia berharap kebijakan yang abai tidak terulang lagi karena sangat merusak kesehatan keuangan BUMN Karya.
 
Terkait investasi, sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut kepercayaan investor asing terhadap Indonesia perlahan mulai membaik seiring dengan capaian investasi pada triwulan II-2021 yang tumbuh sebesar 8,3 persen.
 
Hal itu terbukti dari proporsi Penanaman Modal Asing (FDI) yang mencapai 50,5 persen dari total realisasi investasi yang saat ini telah terealisasi sebesar 49,6 persen. Ada pun target investasi pada tahun 2021 ini ditetapkan sebesar Rp900 triliun.
 
"Pada 2021 kami menargetkan investasi sebesar Rp900 triliun dan sudah terealisasi sebesar 49,6 persen. Dari 49,6 persen tersebut, FDI tercatat 50,5 persen. Artinya, trust dunia kepada Indonesia perlahan-lahan mulai ada perbaikan," kata Bahlil Lahadalia, belum lama ini.
 
Indikator kepercayaan global yang membaik itu terlihat dari masuknya investor Eropa di jajaran teratas dalam daftar negara yang paling banyak melakukan investasi.
 
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, pada triwulan I-2021, Swiss masuk jajaran 5 besar negara yang melakukan investasi di Indonesia. Sementara itu pada triwulan II-2021, Belanda jadi negara di urutan ketiga yang investor terbesar di Tanah Air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan