Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Berpotensi USD1 Triliun, ASEAN Perlu Penguatan Ekosistem Perdagangan Digital Inklusif

Husen Miftahudin • 29 Agustus 2021 17:47
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), ISEAS, Honey Consulting Ltd, dan Huawei menyerukan inisiatif untuk mengembangkan potensi perdagangan digital di kawasan ASEAN. Ini penting mengingat ekonomi digital akan menyumbang sebesar USD1 triliun untuk PDB regional.
 
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin menyoroti peran penting perdagangan digital dalam meningkatkan ekonomi digital secara luas, terutama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi.
 
"Namun demikian, terdapat tantangan kesenjangan infrastruktur TIK (Teknologi, Informasi, Komunikasi) dan tingkat adopsi TIK tidak merata yang sedang dihadapi ASEAN," ujar Rudi dalam siaran persnya, Minggu, 29 Agustus 2021.

Menurutnya, perdagangan digital menawarkan kesempatan emas dalam berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Antara lain pemulihan ekonomi regional dan mengatasi situasi krisis.
 
Oleh sebab itu ia mendorong kebijakan perdagangan digital yang terbuka dan inklusif, dan menyarankan para pembuat kebijakan di seluruh kawasan agar berfokus pada peraturan lintas sektor demi pemberdayaan ekonomi digital serta pemerataan manfaat perdagangan digital.
 
"Termasuk kebijakan-kebijakan yang mengatur fasilitasi perdagangan, tata kelola data, privasi, logistik, dan keamanan siber," jelas Rudy.
 
Direktur dan CEO ISEAS-Yusof Ishak Institute Choi Shing Kwok mengungkapkan bahwa perdagangan digital merupakan penggerak perdagangan di ASEAN yang menjanjikan, baik selama pandemi maupun pascapandemi.
 
"Dengan mengurangi biaya perdagangan dan meningkatkan produktivitas, teknologi digital seperti IoT, AI, dan 3D printing dapat meningkatkan pertumbuhan perdagangan di negara-negara berkembang termasuk di kawasan ASEAN, yang tingkat pertumbuhannya bisa mencapai sebesar 2,5 persen per tahun atau setara 22,5 persen dari 2021 hingga 2030," ucap dia.
 
Sementara itu, Head of the Trade and Productivity Division at OECD Annabelle Mourougane mengatakan perkembangan lebih lanjut dalam bidang statistik akan dibutuhkan untuk mengembangkan tolok ukur perdagangan digital.
 
"Hal ini akan mendukung analisa berbasis fakta yang juga melandasi pilihan investasi serta pembuatan kebijakan perusahaan. Semua pelaku, termasuk penyedia TIK dan teknologi, harus terlibat dalam memajukan pemikiran dalam lingkungan yang cepat berubah," tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan