"Jadi dana pinjaman Rp4 triliun kita masukkan bagian dari transformasi holistic," kata Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 8 Juli 2020.
Ia merinci pihaknya bakal menggunakan dana tersebut untuk meremajakan tanaman sawit seluas 4.484 hektare (ha) dengan total nilai investasi sebesar Rp413 miliar. PTPN III juga akan melakukan penyelesaian pemupukan tahun ini dengan anggaran Rp965 miliar.
Selain itu, PTPN juga akan menggunakan dana talangan tersebut untuk kebutuhan modal kerja, seperti melakukan kegiatan off farm, yaitu pembelian tanda buah segar (TBS) pihak ketiga untuk meningkatkan utilitasi pabrik sebesar Rp208 miliar.
Lalu pembelian tebu rakyat sebanyak 8,5 juta ton untuk 2020 sebesar Rp607 miliar, serta modernisasi perjanjian kerja sama untuk mempertahankan kerugian sebesar Rp1,167 triliun.
Adapun mengenai skema penyalurannya, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah. Namun, ia meminta supaya pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bunga yang rendah pada dana talangan tersebut. Perusahaan berkomitmen untuk melunasinya pada 2028.
"Dalam simulasi skema kembali ke pemerintah, kami merencanakan bahwa pinjaman Rp4 triliun ini kami kembalikan pokoknya mulai 2028 artinya 2028 kami kembalikan, jalan tiga tahun selesai. Bunganya kami minta kepada pemerintah dua persen," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News