Quick Count Pemilu 2024. Dok Medcom.id
Quick Count Pemilu 2024. Dok Medcom.id

Investor Masih Wait and See Atas Kemenangan Prabowo-Gibran

Annisa ayu artanti • 15 Februari 2024 15:59
Jakarta: Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan investor masih melihat dan menunggu alias wait and see beberapa hal terkait kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
 
Hal itu dikatakannya seiring dengan hasil perhitungan cepat atau quick count yang menyatakan paslon nomor urut dua itu memiliki suara lebih tinggi dibandingkan pasangan calon lainnya yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
 
"Jadi kalau dia dari hasil quick count yang menang adalah Prabowo Gibran ini investor tetap memperhatikan beberapa hal ya yang pertama," ungkap dia kepada Medcom.id, Kamis, 15 Februari 2024.

Dia menyebutkan hal tersebut adalah sikap paslon nomor urut satu dan tiga. Apakah mereka menerima atau menolak hasil tersebut.
 
"Apakah ada gugatan bagi mereka yang kalah gitu ya mereka menggugat di Mahkamah Konstitusi itu juga jadi salah satu isu," sebut dia.
 
Baca juga: IHSG Diramal Bakal Terus Terbang Pascapemilu 2024

Investor lihat kebijakan populis Prabowo-Gibran

Kemudian, lanjut dia, para investor juga akan melihat apa kebijakan populis yang akan diambil oleh Prabowo-Gibran. Hal itu tentunya akan menentukan sikap mereka.
 
"Kemudian yang kedua adalah mereka juga melihat andaikan Prabowo-Gibran kemudian menjabat, tentunya dari sisi kebijakan-kebijakan maupun program-program yang populis itu harus dilihat apakah anggarannya memang bisa tersedia bisa dijalankan di tahun pertama menjabat," tutur dia.
 
Bhima menjelaskan, tahun ini sangat kompleks. Tantangan ekonomi di depan mata, khususnya yang berasal dari eksternal.
 
Menurutnya itu harus benar-benar dicermati dan menjadi landasan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
 
"Kemudian yang berikutnya tentunya juga ini situasi atau hari-hari yang berat ke depan karena situasi eksternal mulai dari kinerja perdagangan internasional baik ekspor maupun impor. Ini melihat tantangan dari pertumbuhan ekonomi global yang lambat bahkan dua tahun ke depan kemudian ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar juga sedang mengalami masalah," jelas dia. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan