Industri baja. Foto: AFP.
Industri baja. Foto: AFP.

Produksi Belum Maksimal, Pelaku Industri Baja Butuh Dukungan Pemerintah

Arif Wicaksono • 07 November 2023 10:07
Jakarta: Industri baja akan semakin meningkat setiap tahun. Kenaikan itu perlu diimbangi dengan usaha pemerintah memberikan insentif kepada pelaku industri.
 
The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan kebutuhan baja nasional pada 2045 diperkirakan sebesar 100 juta ton dengan nilai investasi mencapai USD100 miliar. Namun potensi ini perlu diikuti dengan kenaikan produksi baja.
 
baca juga: Porsche Bakal Gunakan Baja Ramah Lingkungan untuk Produksi Mobil

Hal tersebut merupakan potensi yang baik bagi industri baja mengingat saat ini pemerintah sedang gencar melakukan proyek pembangunan nasional yang mana baja merupakan salah satu material utamanya. Namun, di sisi lain, industri baja nasional juga menghadapi tantangan berupa tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional yang masih rendah.
 
Plh. Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki N Hanafi menuturkan butuh dukungan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional. Dia mengatakan industri baja di negara maju seperti AS dan Tiongkok maju karena didorong oleh negara.

"Industri baja di negara lain seperti AS, Tiongkok maju karena di dorong negaranya kita tahu US steel bangkit dengan dukungan pemerintah. Maka kita perlu pengendalian impor dengan kawal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), insentif ekspor, regulasi lingkungan yang lebih ramah, tarif energi kompetitif serta dukungan fiskal dari pemerintah," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 November 2023.
 
Chairman IISIA Purwono Widodo menuturkan tantangan lain yang perlu dihadapi adalah industri baja harus mampu menghasilkan produk baja rendah emisi karbon dalam upaya mengimplementasikan green industry menuju Net Zero Emission yang ditargetkan tercapai pada 2050.
 
"Kompleksitas tantangan ekonomi baik di tingkat global maupun nasional, yang perlu disikapi oleh industri besi dan baja nasional agar menjadi semakin tangguh dan mandiri. Dengan menguatkan kolaborasi dan sinergi antara semua pihak yang terlibat dalam kemajuan industri baja nasional," tegas dia.
 
Indonesia terancam kebanjiran produk baja impor jika produksi baja tidak bisa bersaing dengan negara tetangga.
 
Sebagai gambaran, negara dengan seperti Vietnam memiliki kapasitas sebesar 20 juta ton per tahun atau diatas Indonesia sebesar 15 juta ton. Padahal pada 1988 produksi baja Vietnam sebesar 200 ribu ton dan posisi Indonesia sebesar dua juta ton per tahun.
 
"Investasi di Asia Tenggara masih sangat menarik kapasitas baja Indonesia baru 15 sampai 16 juta ton padahal kebutuhan baja bisa mencapai 100 juta ton per tahun pada 2045," tegas dia.  

Sinergi antar pelaku industri

Lebih lanjut, Purwono berharap IISIA Business Forum (IBF) 2023 akan menjadi wadah yang mampu memfasilitasi business matching antara stakeholder di dalam industri baja. Dia menuturkan tujuan dari kegiatan IBF ini adalah menunjukan perkembangan industri baja nasional, memperlihatkan teknologi terbaru pembuatan besi baja, terutama teknologi yang terkait dengan green industry.
 
Dia mengatakan, bersama pihak terkait mendiskusikan dan merumuskan bersama pengembangan industri baja nasional ke depan, mematangkan penyusunan roadmap pengurangan emisi CO2 di industri baja nasional menuju target Net Zero Emission, serta mendorong business matching antara anggota IISIA dan anggota Kadin.
 
Yukki mengatakan IBF 2023 tahun ini merupakan keikutsertaan penyelenggaraan yang kedua bagi KADIN Indonesia bersama dengan IISIA dan Kementerian Perindustrian RI. "Event ini tentu akan semakin menguatkan sinergi dan kolaborasi antara pelaku industri, asosiasi, pemerintah, dan seluruh stakeholder terkait sebagai penggerak roda perekonomian untuk kemajuan Indonesia," tegas dia.
 
IBF tahun ini diikuti lebih dari 90 peserta yang berasal dari perusahaan nasional, perusahaan asing, kementerian, asosiasi, institusi pendidikan serta turut mengundang UMKM untuk ikut memeriahkan event ini. Kegiatan ini juga didukung oleh 50 sponsor baik dari perusahaan nasional serta perusahaan internasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan