Capaian tersebut menunjukan pemulihan kinerja perusahaan karena pada kuartal I tahun lalu perusahaan mencatat rugi sebesar Rp1,01 triliun.
"Untuk kuartal pertama sampai dengan Maret itu laba bersih kita Rp1,6 triliun. Kalau lihat di kuartal pertama tahun lalu, itu kita rugi Rp1,01 triliun," kata CEO Grup MIND ID Orias Petrus Moedak dalam konferensi pers virtual, Jumat, 7 Mei 2021.
Untuk pos pendapatan, MIND ID mencatat pendapatan sebesar Rp19,2 triliun, tumbuh 18,52 persen dibandingkan kuartal I-2020 yang sebesar Rp16,2 triliun.
Perolehan pendapatan tersebut didapatkan dari kinerja operasional yang cukup baik sepanjang tiga bulan pertama 2021.
Untuk komoditas batu bara pada kuartal I-2021 tercatat produksi sebesar 4,5 juta ton dan penjualan sebesar 5,9 juta ton. Lalu untuk bijih nikel, tercatat produksi sebanyak 2,64 juta ton dan penjualan sebanyak 1,59 juta ton.
Kemudian komoditas bijih bauksit tercatat produksi sebanyak 563 ribu ton dan penjualan 385 ribu ton. Selanjutnya, produksi aluminium sebanyak 62 ribu ton dan penjualan aluminium sebanyak 61 ribu ton.
Sedangkan untuk produksi dan penjualan feronikel masing-masing sebesar 6,3 ribu Tni dan 5,6 ribu Tni. Sementara untuk produksi komoditas emas dan penjelasannya masing-masing sebesar 0,3 ton dan 7,4 ton. Terakhir, untuk komoditas timah tercatat produksi sebanyak 5,2 ribu ton dan penjualan sebanyak 5,9 ribu ton.
"Untuk perbandingan produksi dan penjualan. Kenapa bisa demikian hasilnya? Harga komoditi meningkatkan signifikan, kecuali beberapa agak lambat, tapi yang lain cepat," jelasnya.
Lebih lanjut, Orias menyebutkan EBITDA pada kuartal I-2021 tercatat meningkat dari Rp1,4 triliun menjadi Rp4,3 triliun dengan Net debt to EBITDA di level 4,5 kali.
Sementara untuk aset per kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp187,4 triliun, meningkat dari posisi pada kuartal I-2020 sebesar Rp181,1 triliun. Adapun untuk kas setara kas tercatat sebesar Rp29,4 triliun, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp22,2 triliun.
Di tahun ini MIND ID mengalokasikan belanja modal sebesar Rp29 triliun. Sebanyak Rp 2 triliun diakuinya sebagai belanja modal yang rutin dikeluarkan perusahaan. Sekitar USD700 juta hingga USD800 juta bakal dialokasikan untuk Proyek Smelter Grade Alumina (SGA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News